Journal of Tambora Expedition, Wednesday May 30th – Sunday June 3rd 2007
Team :
1. Yuli, Dompu, Wanita 19 thn (Guide, Putri Om Bek, Kuncen Tambora)
2. Wahyu Purwaningsih, Bekasi, Wanita 26 thn
3. Didi Zulkarnaen, Dompu, Pria 23 thn
4. Bang Dedi, Dompu, Pria 28 thn (Wartawan koran lokal Dompu “Ekspresi Rakyat”)
5. Rila, Dompu, Wanita 26 thn (Wartawan koran lokal Dompu “Ekspresi Rakyat”)
Wahyu & Didi naek bis, sementara Bang Dedi & Rila naek Motor ke Calabainya
10.30 Berangkat ke terminal Dompu
11.00 Sampe Terminal Dompu dan ternyata bis yang ke Calabai baru saja berangkat sekitar ½ jam yang lalu dan baru ada bis lagi ke Calabai jam 14.00 WITA!Wow!!Harus nunggu selama 3 jam di terminal!Ya udah ngobrol2 aza ma Didi sambil bercanda2. Sempet ngobrol juga ma orang pariwisata dari mataram, kayaknya beliaunya kerja di semacam travel agent gitu dech. Beliaunya mo kembali ke mataram
12.00 Shalat
13.30 Dari pas sampe terminal dah ngeliat tukang bakso en pengen banget. Akhirnya gak tahan dan belilah whyu bakso itu, akhirnya kesampean juga dech maem baksoJ. Trus gak lama pas makan bakso itu datenglah bisnya, wuih jadi buru-buru makan baksonya. Tapi yang jelas keinginan makan bakso dah kesampean…
14.20 Bisnya baru meluncur dari terminal Dompu. Bis ke Calabai @ Rp. 30.000,-. Jalan menuju Calabai itu tidak begitu bagus, banyak yang sudah rusak.
16.00 Sampe di peristirahatan bis di desa Ho’o. Sempet kenal Yopi, dia penumpang bis yang sama. Dia warga asli Calabai yang suka nganter2 klo ada orang yang mo naek Tambora. Kita berhenti di Ho’o sekitar 15-20’. Pemandangan sepanjang perjalanan banyakan Sabana dan Laut. Banyak kelompok-kelompok tani ternak. Ternak yang banyak diternakkan : sapi, kambing, kerbau, kuda.
18.30 Sampai di Calabai, di desa Kedindi, ditempat Egi, responden tabloid Ekspresi Rakyat, tempat Bang Dedi & Rila kerja. Kita stay di
21.30 Sleep…
05.30 Bangun, Shalat Subuh. Udara di desa ini tidak begitu dingin
07.30 Berangkat dari rumah Egi ke desa Pancasila naek ojek @ Rp. 10.000,-
08.00 Sampai di rumah Om Bek. Om Bek ini merupakan kuncen gunung Tambora. Kita ngobrol sebentar dengan Om Bek.
08.30 Start Ekspedisi Tambora with complete team : Wahyu, Didi, Bang Dedi, Rila + Yuli. Yuli adalah anaknya Om Bek yang berperan sebagai guide untuk mengantar kami.
Jalur pendakiannya dulu merupakan jalur logging tapi katanya sekarang ijin loggingnya dah dicabut. Di awal track banyak kebun kopi. Sepanjang jalur sampai Pos 2 juga banyak terdapat tanaman strawberry hutan yang dapat dimakan. Kita sempet metik dan makan buahnya, sempet foto2 juga. Strawberry yang berwarna merah tua rasanya manis banget. Trus di jalan sempet ketemu buah Sabaha. Bentuknya bulat kecil warna ungu, katanya seeh klo mateng warnanya merah. Rasanya mirip jambu batu. Yang bisa dimakan Cuma kulitnya aza.
13.00 Sampai di Pos 1. Kita istirahat sebentar untuk kemudian melanjutkan perjalanan lagi. Jadi kurang lebih waktu tempuh perjalanan dari desa Pancasila ke Pos 1 adalah sekitar 4,5 jam. Sepanjang jalan dari Pos 1 ke Pos 2 juga masih terdapat strawberry hutan. Jadi kita sebut saja jalurnya dengan Jalur Strawberry.
15.30 Sampai di Pos 2. Di dekat Pos 2 ada sungai, sumber mata air. Kita tidak berhenti di Pos 2 karena ada penduduk yang mo berburu yang sudah menempati Pos 2 tersebut lebih dahulu. Kita berhenti di sungai sebentar untuk ambil air. Airnya jernih, bening, dingin, sejuk dan segar. Waktu tempuh Pos 1-Pos 2 = 2,5 jam. Perjalanan menuju dan dari Pos 2 itu banyak pacetnya. Merupakan tantangan tersendiri tuch. Mungkin karena hutannya tertutup dan lembab yang menyebabkan menjadi tempat pacet, karena memang pacet suka tempat-tempat yang lembab. Kalo kita terkena pacet tidak akan terasa, namun saat kita sadar mungkin pacet itu sudah berkembang menjadi gendut karena sudah banyak menghisap darah kotor kita. Untuk menghindari dari pacet kita bisa pakai tembakau yang dicampur minyak. Dengan campuran itu pacetnya pasti akan menggelepar dengan suksesnya. Jangan panik menghadapi pacet. Oh ya pacet juga suka dengan warna yang terang, jadi kalo bisa usahakan memakai pakaian, kaos kaki yang berwarna gelap.
18.00 Sampai di Pos 3. Sepanjang perjalanan sampai Pos 3 juga masih banyak pacetnya. Jadi kita bisa menyebut jalur dari Pos 1-Pos 3 sebagai Jalur Pacet. Waktu tempuh dari Pos 2-Pos 3 = 2,5 jam. Kita ngecamp di Pos 3 ini. Kita tidak sendiri disini.
22.00 Sleep...
03.30 Kita dah bangun. Kita mo jalan tapi koq ya masih gelap banget., belum sarapan juga, selain itu di Pos 4 tidak ada air, sumber air baru ada di Pos 5, itupun katanya airnya tidak jernih. Akhirnya kita memutuskan untuk sarapan dulu sebelum melanjutkan perjalanan.
05.30 Kita mulai jalan. Tenda dan barang2 kita termasuk carriel kita tinggal di camp. Kita Cuma bawa back pack berisi makanan dan minuman secukupnya. Keadaan jalan masih cukup gelap karena
07.30 Sampai di Pos 4. Jalur sepanjang Pos 3- Pos 5 merupakan Jalur Jelateng. Sepanjang perjalanan kita banyak melewati hutan jelateng. Pohon jelateng itu tumbuh di kiri-kanan track. Pohon Jelateng itu terdapat bulu-bulu atau duri si permukaan atas dan bawah daun dan juga di batangnya. Kalo kita tersentuh atau menyentuh pohon jelateng itu, badan kita akan gatal-gatal dan terasa panas. Tapi katanya efeknya tidak begitu lama, mungkin hanya sekitar 5 menit dan setelah itu rasa gatal dan rasa panasnya akan hilang dengan sendirinya, tidak perlu di obati atau disentuh apalagi digaruk. Karena katanya kalo digaruk justru akan memperparah dan memperluas
08.30 Sampai di Pos 5. Di Pos 5 sumber airnya dari sungai kering, tapi kita gak sempet ambil air disana karena kita bawa minum dan dirasa masih cukup persediaannya untuk sampai puncak. Di Pos 5 ini kita tidak lama, hanya istirahat sebentar, kemudian kita segera melanjutkan perjalanan. Waktu tempuh dari Pos 4- Pos 5 = 1 jam
10.30 Sampai di cemara terakhir. Sepanjang perjalanan dari Pos 5 menuju puncak pemandangannya cukup bagus. Kita bisa liat puncak Tambora, pulau Satonda, puncak Rinjani & juga puncak Gunung Agung di Bali. Puncak Gunung Agung, Gunung Rinjani dan Gunung Tambora berada dalam satu gugusan garis lurus. What a wonderful scenery! Sempet ambil beberapa foto. Sedikit cerita tentang pulau Satonda. Katanya di pulau itu kita bisa menemukan sumber air tawar di deket pantai.
Keadaan cuaca cukup cerah, Cuma terdengar desingan angin gunung yang cukup kuat hampir seperti badai. Keadaan langit juga cukup bening dan berawan. Namun di cemara terakhir ini, Rila gak bisa melanjutkan perjalanan. Pahanya kram. So Rila & Bang Dedi stay di cemara terakhir. Kita bertiga : Whyu, Didi en Yuli berusaha melanjutkan perjalanan sampai puncak. Bang Dedi sempet nitip untuk ambil foto di puncak dengan spanduk dan koran Ekspresi Rakyat tempatnya kerja. Namun Didi mengultimatum : apapun yang terjadi nanti, kita semua harus turun jam 11.30!Yaa…sudahlah…
11.15 Sampai di papan nama Gunung Tambora. Disitu seeh ada tulisannya puncak Tambora. Dari
Sedikit berbicara mengenai sejarah Gunung Tambora :
Dahulu puncak Tambora setinggi 4300 mdpl dan merupakan gunung tertinggi di Asia Tenggara. Kemudian meletus pada hari Senin,
11.30 Karena sudah jam 11.30, persediaan air kita yang menipis, kita juga meninggalkan Rila & Bang Dedi dibawah di cemara terakhir, selain itu juga mengingat prediksi waktu turun ke camp dan juga kabut yang sudah beranjak naek, akhirnya kita memutuskan bahwa itulah akhir perjalanan kita, 1 jam menuju puncak. Kita gak bisa meneruskan jalan ke puncak, karena waktu tempuh dari papan nama itu sampai ke puncak masih sekitar 1 jam lagi. Sebenernya seeh sayang banget, we already that close, tapi ya gpplah. Mungkin whyu memang harus balik lagi ke Tambora. Yach walaupun kita gak bisa sampai puncak tapi kita bisa melihat indahnya pemandangan kawah dan bisa melihat puncak Tambora dengan jernih dan jelas. Akhirnya kita turun…
12.30 Sampai di cemara terakhir. Menjemput Rila dan Bang Dedi. Rila kelihatan dah lebih baik, karena sudah istirahat dan diberikan sedikit pengobatan. Saat turun gunung itulah, kesakitan mulai muncul. Kaki kiriku bermasalah di lututnya, sepertinya cidera sendi dan itu memperlambat jalanku. Akhirnya lututku di baluri counterpain dan diikat dengan slayer juga dibekali kayu dari didi untuk membantu jalanku.
13.30 Sampai di Pos 5, istirahat sebentar, makan roti dan kemudian jalan lagi.
14.30 Sampai di Pos 4, istirahat sebentar, whyu minum aspirin untuk mengurangi rasa sakit lututku untuk kemudian kita jalan lagi.
16.00 Sampai di Pos 3, di camp. Kita memutuskan untuk nge-camp lagi disana dan baru turun keesokan harinya. Kita ambil air, masak nasi, mie goreng, milo, ikan asin dan kita dibuatkan sambal khas Dompu sama Rila. Selesai masak kita makan-makan dech. Trus ngobrol-ngobrol sebentar. Disana sudah tidak ada pemburu lagi, jadi kita bersendirian disana.
20.00 Kita masuk tenda, kita semua berlima termasuk Didi, dia tidak tidur di luar lagi karena sudah tidak ada penduduk. Karena sesak, didalam tenda kita tidak merasakan dingin justru terasa hangat. Zzzz….zzzzz…..
05.30 Bangun, shalat dan sarapan. Selesai packing, kita sempet foto-foto dulu.
08.30 Kita mulai start turun
10.30 Sampe di Pos 2, disini sempet foto-foto juga
12.00 Sampe di Pos 1
17.00 Akhirnya kita sampai juga di desa Pancasila dirumah Om Bek. Sepertinya waktu naek ama waktu turun tidak jauh beda karena kondisi saat turun tidak se-fit saat naek. Whyu sudah cidera lutut kiri, Rila 2 pahanya kram dan bang Dedi kena serangan di kaki kanannya. Hanya Yuli dan Didi saja yang kondisi masih baek-baek saja. Sampai dirumah Om Bek kita disambut banyak orang, pemuda-pemudi di desa itu, sempet ketemu Yopi lagi, dia itu ternyata keponakannya Om Bek. Mereka punya perkumpulan sendiri, perkumpulan warga pecinta alam. Mereka sering mengantar orang-orang yang akan naek ke Tambora. Oh ya pada hari kita turun, di Tambora juga baru ada acara. Mereka kedatangan Bupati Dompu.
20.00 Setelah lelah bercerita akhirnya kita beristirahat. Kakiku benar-benar parah, bahkan untuk shalatpun susah banget, begitupun untuk jalan. Mudah-mudahan setelah beristirahat, keadaannya akan lebih baik
05.30 Bangun, shalat shubuh
07.30 Bis Ichtiar yang akan mengantar kita kembali ke peradaban
13.00 Sampai di rumah Didi di Dompu.
The end of Ekspedisi Tambora May 31st –
Exciting Experience!
1 comments
mantabhhhh...
ReplyDeletekapan ya kita bareng2 ke tambora?? hhehe kangen dgn savana, dusun pancasila n kawah tambora.
mas, boleh minta no kontak ombek??
(ryo= 085694392047)
saya dulu lupa minta kontak beliau (2013).
trima kasih.