Mantan Calon Ibu Mertua
“Mba Wahyu, mamaku mau bicara sama mba nti mlm, bisa khan?”
Sebuah sms yang mengejutkan dari ana, adeknya mas Jodi, seseorang dari masa laluku. Tumben-tumbenan ana sampai menghubungiku.
“Iya gpp, tapi ada perlu apa ya?” Jawabku
“Biar nanti mama aza yang bicara ya?hpnya jangan di matikan ya mba” , bales ana.
Padahal 3 tahun yang lalu, sang Ibu juga pernah menelponku.
“Ini wahyu ya?saya mamanya Jodi. Tolong ya jangan hubungi anak saya lagi, jangan telpon2 anak saya lagi, saya gak mau anak saya di ganggu-ganggu lagi!”
Weleh..weleh…luluh lantah sudah rasanya perasaanku saat itu. Sapa pula yang mengganggu anaknya. Gak ada angin, gak ada ujan, tiba-tiba di hujani dengan telpon seperti itu. She even doesn’t know me yet, she even never met me yet. Kenapa bisa-bisanya dia bilang seperti itu?Sejak saat itu, tidak pernah saya berhubungan lagi dengan anaknya selama hampir 2 tahun. Saya juga berjanji, I’ll show her, siapa saya sebenarnya, bahwa saya tidak seperti apa yang dipikirkannya.
Dan saat ini, kenapa beliau jadi berubah 180 derajat?ada apakah gerangan?
Malamnya, sekitar jam 9 malem, setelah dengan tegangnya menanti telpon itu.
“Wahyu, gimana Khabar?” , sapa Ibu
“Baik bu, ibu gimana khabar, sehat?” , jawabku
“Iya ibu sehat, tapi Jodi tuch sakit”, balasnya
“Iya?sakit apa bu?”, tanyaku lagi
“Gak tau tuch, kayaknya kayak stress gitu, banyak kerjaan, kepengin nikah, banyak pikiran, makanya kamu kesini dech, jenguk dia”, ungkapnya
“Hah?hm..sekarang dirumah or dirumah sakit bu?dah di bawa ke dokter?”, selidikku
“Di rumah, Iya sudah ke dokter. Kata dokter ya itu tadi, agak stress”, balasnya. “Jadi kapan kamu bisa kesini?”
“Hm..mungkin weekend ini bu”, jawabku, dengan sedikit terpana dan terpaku, asal bunyi, coz gak tau mesti bilang apa. Mo nolak juga gak enak, tapi mo memenuhi juga takutnya gak mampu, duh…!
“Oh ya udah, tapi jangan bilang Jodi yach klo ibu telpon kamu”, pesannya
“Lho?!mas Jodinya gak tau toh bu?”, tanyaku
“Iya, jodi gak tau, sekarang dah tidur tuch anaknya”, ungkapnya. “Ya udah ya, ditunggu ya. Klo mo ke sini, telpon ibu dulu ya?”
“Iya bu, Insya Allah”, tutupku.
Pffff…itu sepenggalan dari percakapanku dengan mamanya mas Jodi.
2 tahun sudah berlalu dari kejadian menyedihkan itu. Semua sudah berubah, mas Jodi tiba-tiba muncul, namun tidak lama kembali menghilang. The unpredictable person itu memang demikianlah tabiatnya, datang dan pergi sesuka hati. Sudah dari Januari lalu, saya sudah tidak berhubungan lagi dengannya. Dia menghilang, tidak menghubungi, tidak ada khabar. Bagai ditelan waktu. Dan sekarang tiba-tiba sang ibu yang demikian kerasnya, yang mendominasi keluarganya, dengan mengabaikan rasa gengsinya, egoismenya, keangkuhannya untuk kemudian menelponku secara interlokal dari Cirebon hanya untuk memintaku datang ke Cirebon untuk menjenguk anaknya yang sedang sakit?!
Sebegitu beratnya kah beban berat psikologis yang kau tanggung mas Jod?
Benarkah whyu penyebabnya?
Sebegitu berartinyakah diriku bagimu mas Jod?
Bisakah kehadiranku menyembuhkan sakitmu itu mas Jod?
Duh, aduh…mesti ngomong apa nanti sama mas Jodi.
His family expected me too much.
Yach, well..Insya Allah dengan niat baik, silahturahmi, menjenguk orang sakit, bisa sedikit membuat segalanya menjadi lebih baik.
Niat baik ibu untuk memintaku datang ke Cirebon Insya Allah akan saya niatkan baik pula untuk bisa memenuhi permintaannya.
Get well soon yach mas Jodi. Salam doa untukmu and your family.
wp@04122007
6 comments
Oh, ternyata namanya Mas Jodi, salam kenal dari aku ya :))
ReplyDeleteckckckck.....segitunya.....just follow ur heart sis......
ReplyDeleteKembali ke masa lalu adalah pilihan yang berat... Yakin mau melakukannya? :-?
ReplyDeleteMo kenal?kenalan sendiri aza ya mba?he..he..cakep lho orangnya, halaaah:-)
ReplyDeleteThx. Finally i make up a decision. Following my heart and my brain :-)
ReplyDeleteIya mba. Gak jadi koq mba. Memang hidup kita itu sekarang dan masa depan. Masa lalu biarlah berlalu. Makasih banget ya mba...
ReplyDelete