Solikin - In Memoriam
Gb. Wheat Community (Solikin is a person second from left).
I zoom it in top side of the photo
Saturday night,
Kesedihan di penghujung tahun 2007
Malam itu ku terima sebuah telpon dari seorang kawan di
“Wahyu, kamu dah tau khabar blm?”
“Kabar apa?”
“Solikin meninggal dunia sore ini”
“Hah! Serius lu?jangan maen2 dunk!”
“Beneran, ini baru dapat khabar dari anak2, Cuma masih blm pasti seeh, beritanya masih simpang siur. Nanti dech aku khabarin lagi”
Langsung setelah menerima khabar itu, saya langsung segera telpon ke rumah Solikin. Dan saya tau langsung dari adiknya klo memang berita itu benar, Solikin telah meninggal dunia sore itu dan sudah langsung dimakamkan. Terduduk lemas lah saya. Satu lagi seorang kawan beranjak pergi ke dunia yang mungkin jauh lebih baik dari dunia ini. Kilasan balik cerita tentang Solikin langsung berkelebat di benakku.
Satu tahun lalu sebelum kematiannya, saya pernah berkunjung ke rumahnya di Jatibarang, Indramayu masih di bulan Syawal sehabis Idul Fitri tahun 2006. Waktu itu memang dia sudah sakit, tumor otak, saya sudah tau jauh sebelum itu. Sejak tau klo dia sakit, Solikin memang terlihat lebih lemas, pucat Tapi setiap saya Tanya gimana khabarnya?dia selalu bilang baik2 saja. Padahal dulu saya sering dengar khabar klo Solikin sudah beberapa kali pingsan, saya sudah di bekasi saat itu. Saat saya berkunjung ke rumahnya, dia pun masih terlihat seperti itu, pucat, tapi senyum tetap tersungging di wajahnya. Semangat hidupnya masih tetap ada. Dia ngotot menjemput saya di stasiun kereta api Jatibarang padahal saya sudah bilang padanya biarkan saya naek angkot saja ke rumahnya supaya jika suatu saat saya hendak berkunjung kerumahnya lagi saya tidak tergantung jemputannya. Tapi Solikin tetap bersikeras menjemput saya. Jadilah saya di jemputnya. Sebelum ke rumahnya, kita sempet ke bank dulu mengantarnya menabung. Dirumahnya, rumah yang sederhana saya dijamunya. Sempet ketemu dengan ibundanya juga. Kita sempet bicara penyakitnya. Dia sudah berobat dengan pengobatan medis maupun alternatif. Seingat saya , saya juga pernah memberikan dia no telp pengobatan alternative di Klaten tempat bapak saya dulu pernah berobat disana. Dulu bapak saya terdeteksi ada batu di empedunya dan bapak saya sudah di vonis harus operasi oleh dokter. Namun bapak saya memilih mencoba pengobatan alternative terlebih dahulu. Dan alhmdulillah setelah berobat beberapa kali di Klaten itu, batunya bisa dikeluarkan dan bapak saya tidak perlu operasi lagi. Bahkan dokter pun kaget klo ternyata sudah tidak ada batu lagi di empedu bapak saya. Makanya saya coba rekomendasikan pengobatan alternative di Klaten itu. Namun saya tidak tau pasti apa Solikin pernah berobat kesana. Karena setau saya pengobatan alternative dia dilakukan di Malang. Saya tidak lama di rumahnya waktu itu karena saya masih mo meneruskan perjalanan ke
Waktu masih kuliah saya sudah tau Solikin. Semula saya tidak begitu suka dirinya, asli bagi saya waktu itu dia merupakan pribadi yang mengesalkan, sok tau. Dan waktu itu kita satu tim kepanitiaan di tim acara di acara ospek Fakultas Pertanian tahun 2001. Saya sempet tidak suka karena ternyata Solikin jadi 1 tim dengan saya di tim acara. Tapi lama kelamaan pandangan saya tentang dia berubah. Solikin ternyata orang yang baik, partner yang menyenangkan. Walaupun akhir dari ospek tahun itu tidak menyenangkan, terjadi pemboikotan acara. Bahkan saya sempet trauma, tidak mau menginjakkan kaki lagi di BEM FP. Setelah ospek Fakultas, saya pun masih bertemu lagi dengan Solikin di ospek jurusan walaupun di ospek jurusan kita tidak satu tim lagi. Saya tetap di tim acara sedangkan solikin saya lupa dia dibagian apa.
Beberapa tahun setelah itu, sekitar tahun 2002 kita dipertemukan lagi dalam satu tim. Kali ini di tim asisten praktikum mata kuliah Rancangan Percobaan. 2 semester saya jadi asisten. Kamu masih tetap jadi partner kerja yang menyenangkan. Bisa di ajak diskusi.
Dan lagi, kali ini di akhir perkuliahan, kita dipertemukan lagi. Kali ini kita satu tim di Wheat Community. Kumpulan para mahasiswa angkatan kita yang melakukan penelitian tentang gandum.
Masih ingat juga dengan proyek gandum kita di Batu. Duh..duh..jadi sedih. Solikin pernah bantu saya menanam gandum di lahan penelitian saya, saya juga pernah bantu kamu panen di lahanmu. Kamu juga tidak pernah bosan untuk membantu penelitian saya, mulai dari membantu menanam, pengamatan, panen, mengolah data, analisa, membahas sampai meminjamkan literature. Karena saya orang terakhir dari Wheat Community yang menyelesaikan penelitian. Bahkan Solikin bersedia hadir saat seminar hasilku. Solikin juga pernah bersedia untuk datang ke sekret IAAS membantu saya untuk diskusi tentang gandum dengan IAASer.
Sebenarnya awal desember itu saya berniat untuk ke
wp@15012008
2 comments
Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Turut berduka cita.
ReplyDeleteIya, terima kasih. Setiap milik Allah pasti akan kembali kepada-Nya...Mohon doanya..
ReplyDelete