Duuh, susyehnya. Komputer keramatku butuh sesajen lebih banyak neeh.
Start: | Apr 23, '08 08:00a |
End: | Apr 27, '08 |
Location: | Museum Bank Mandiri, Jakarta Kota |
Start: | Apr 19, '08 1:00p |
Location: | Rumah Cahaya Depok |
Untuk LAPD kali ini akan dibedah oleh Maman Marhayama, seorang kritikus sastra, sastrawan dan dosen UI.
Ini merupakan kali kedua saya ikut LAPD. Thanks to Mba Wiwiek Sulistyowati, Ketua FLP Bekasi yang telah berbaik hati meloloskan lagi puisi-puisi saya ke LAPD 2 ini.
Tema LAPD kali ini adalah tentang lingkungan. Mengikuti tema yang akan diangkat dalam silahturahmi nasional FLP Juli mendatang yaitu Sastra Hijau; Sastra, Lingkungan Hidup dan Kearifan Lokal
Diam kami disini
Cukup dua kata
Lindungi Kami!
wp@07042008
Tes..tes..tes..
Sedikit air tumpah ke bumi
Bles..bles..bles..
Tak disangka sang bah menghantam pagi sunyi
Mak..Emak..!
Jerit bocah kecil itu
Air hujan yang semula ramah mulai naik menjelajah
Duh gusti kenapa jadi begini?!
Sang Emak mengelus dada
Rumah bata yang tak seberapa mulai terendam
Sedikitnya menjadi anugerah
Tumpah ruahnya menjadi bencana
Jangan saling tuduh ini salah siapa
Bumi sudah tak ramah pada manusia yang serakah
wp@07042008
: seekor lalat
Nging..nging..nging…
Aku hinggap disini
Aku berhenti disana
Dimana-mana
Ini tempatku
Ini hidupku
Surga di mataku
Lautan makanan sepenghujung deru sayapku
Kotor katamu, rumah bagiku
Becek serapahmu, sejuk di tubuhku
Engkau tidak suka, mereka mencela
Tapi lihat…
Kalian terus menghasilkannya
Bangsa kamilah yang bergembira
wp@07042008
Uhuk..uhuk..uhuk..
Sesak dadaku
Helaan nafas terhalang debu
Sampai bahkan bulu hidungku terdiam terpaku
Asap terus mengisi udara
Mana oksigen, mana karbon dioksida
Entah sampai kapan paru-paruku bisa bertahan disana
Oleh gelora kerusakan yang terus dan terus saja ada
Mungkin harus kembali ke zaman batu
Dimana semua tekhnologi belum ada
Namun waktu berjalan maju
Untuk apa semua yang sia
Jadi kita mesti kemana?
Ke laut saja…
wp@07042008
Sudah, buang saja tisu itu!
Tapi ini khan belum begitu kotor?
Saya bisa membelikanmu lagi
Berapa sih harga sebungkus tisu?
Enak sekali mie ini
Dimakan dengan sumpit kayu
Sehabis ini tinggal di buang
Tak seperti sendok yang mesti dicuci
Dimana kita bisa beli minyak tanah?
Yang keren dong ah pake elpiji
Siapa yang sanggup beli?
Mending balik pake kayu bakar saja lagi
Perkebunan kelapa sawit disini sangat maju
Besok kita buka lagi lahan baru
Masih banyak koq hutan yang bisa kita buka
Lebih menghasilkan dari memelihara hutan
Hutanku sayang, hutanku
Yang sabar ya sayang….
wp@07042008
Rating: | ★★★★★ |
Category: | Movies |
Genre: | Drama |
SEBUAH FILM TENTANG TOLERANSI
Film ini dibintangi oleh Hillary Swank dan di sutradarai oleh Richard LeGravese. Film ini diangkat dari kisah nyata yang juga di bukukan dengan judul The Freedom Writers’s Diary.
Film ini berlatar tahun 1994 di Woodrow Wilson High School di Long Beach, Amerika Serikat. Seorang guru, Erin Gruwell yang pertama kali mengajar dan mendaftar sebagai guru bahasa inggris di Wilson High tersebut. Dia harus mengajar di kelas baru dimana murid-muridnya sangat beragam ras : Asia, Latin, White and Black. Anak-anak tersebut pun sebenarnya tidak menginginkan untuk bisa sekolah, namun karena kewajiban distrik disana akibat integrasi, mereka akhirnya mau ke sekolah. Sekolah Wilson tadinya sekolah yang sukses melahirkan murid-murid yang berprestasi sebelum akhirnya terjadinya kerusuhan antar ras di Amerika pada tahun 1992 tepatnya di Los Angeles. Kerusuhan Los Angeles (LA Riots) itu mengakibatkan kurang lebih 50 orang tewas dan kerugian US$ 1 Billion. Kerusuhan itu juga merupakan rentetan kejadian rasial dari Rodney King seorang black African-American yang berprofesi sebagai supir taksi yang mengalami kekerasan oleh polisi setempat (LAPD) yang berkulit putih. Komentar Rodney King dalam kerusuhan itu yang terkenal adalah “Can we just get along?”. Rentetan kerusuhan-kerusuhan rasial tersebut yang sampai saat itu masih menimbulkan permasalahan disana.
Kelas bahasa inggris tahun pertama di Wilson High tersebut berada di ruang 203. Murid-murid Erin Gruwell bukanlah murid biasa. Mereka di sebut murid yang tidak dapat diajar dan tidak beretika. Mereka adalah anak-anak yang tumbuh dari lingkungan yang penuh kekerasan. Mereka dengan rasnya masing-masing setiap harinya mesti bertahan hidup dan mempertahankan daerahnya masing-masing. Itu merupakan tantangan tersendiri bagi Erin Gruwell. Murid-muridnya ke sekolah bukan karena keinginan mereka sendiri namun pilihan yang terpaksa di pilih dari 2 pilihan yang mereka dapat, mau ke penjara atau pergi ke sekolah?
Di awal mengajar, Erin masih mengalami kesulitan dalam mengajar karena murid-muridnya sering berkelahi di kelas dan di sekolah juga sering terjadi kerusuhan antar geng. Murid-muridnya pun bertaruh, sampai seberapa lama guru mereka bisa bertahan mengajar di kelas itu.
Keadaan mulai berubah saat suatu hari dikelasnya beredar sebuah karikatur yang menggambarkan seorang black African-American yang memiliki mulut yang tebal. Gambar itu beredar di kelasnya yang pada akhirnya diketahui oleh Erin. Erin sangat marah saat itu dan membandingkan gambar karikatur itu dengan gambar karikatur yahudi dengan hidung besarnya yang beredar saat terjadi peristiwa Holocaust. Namun ternyata murid-muridnya tak satu pun yang mengetahui tentang apa itu Holocaust. Namun ketika ditanya apakah mereka pernah di tembak, hampir seluruh muridnya mengacungkan tangan. Akhirnya dari situ Erin mengubah caranya mengajar dengan mulai mendekati muridnya dan mengajarkan pada mereka mengenai toleransi. Demi murid-muridnya, Erin sampai rela bekerja di akhir pekan, Erin sampai memiliki 3 profesi selain menjadi guru demi mencari tambahan untuk mengajar murid-muridnya karena pihak sekolah tidak mendukung kreatifitas Erin dalam mengajar Suatu waktu Erin memberikan murid-muridnya buku harian. Erin meminta murid-muridnya untuk menulis setiap kejadian dalam hidup mereka setiap hari. Mereka bisa menulis tentang apa saja. Yang mereka sukai atau yang mereka benci. Mereka bisa menulis lagu, puisi, cerita atau apa saja, yang penting mereka harus menulis setiap hari. Tulisan itu tidak akan di nilai karena menurut Erin kebenaran itu tidak dapat dinilai karena apa yang mereka tulis adalah sebuah kebenaran. Dan jika murid-muridnya menginginkan tulisannya di baca oleh Erin, mereka dapat meninggalkan buku hariannya itu di sebuah lemari yang akan di buka saat pelajaran dan selesai kelas akan dikunci. Erin memastikan tidak akan ada yang bisa membaca tulisan mereka selain dirinya. Dan ternyata, seluruh muridnya, meninggalkan buku hariannya untuk bisa di baca Erin. Erin pun mulai membacanya satu persatu. Dan tulisan murid-muridnya tersebut membuat Erin terkejut karena ternyata murid-muridnya setiap harinya harus berlarian hidup melawan maut yang senantiasa mengintai mereka. Dari kecil mereka sudah terbiasa melihat dan mengalami kekerasan akibat perang rasial yang terjadi disekitar lingkungannya. Erin sangat terharu mengetahui betapa keras kehidupan murid-muridnya.
Suatu hari Erin pun mengajak murid-muridnya untuk bertemu dan berdialog dengan para korban Holocaust. Agar mereka bisa mengetahui betapa banyak orang lain yang juga mengalami kekerasan dalam hidupnya.
Erin juga membelikan setiap muridnya buku dari hasil pekerjaan sampingannya. Karena pihak sekolah juga tidak membiarkan Erin untuk meminjamkan buku-buku diperpustakaan sekolah kepada murid-muridnya karena pihak sekolah takut jika buku-buku itu rusak ditangan murid-murid Erin. Erin membelikan setiap muridnya buku The Diary of Anne Frank dan Zlata’s Diary : A Child’s Life in Sarajevo. Anne Frank seorang gadis remaja korban Holocaust yang menuliskan setiap kejadian dalam hidupnya dalam sebuah diary. Anne Frank dan keluarganya sampai mengungsi ke Amsterdam Belanda dari kejaran Nazi Jerman saat terjadi peristiwa pembantaian kelompok Yahudi di Eropa saat perang dunia II oleh Nazi Jerman. Begitupun Zlata yang juga harus sama berjibaku dengan kekerasan di sekelilingnya. Erin memberikan buku-buku itu pada murid-muridnya agar murid-muridnya bisa belajar bahwa ada juga orang lain di belahan bumi lain yang juga mengalami hal yang sama bahkan lebih kejam daripada yang dialami oleh murid-muridnya.
Suatu hari Erin juga membawa murid-muridnya mengunjungi Museum Toleransi. Disana murid-muridnya bisa belajar mengenai toleransi karena mereka hidup dengan orang yang beraneka ragam suku, agama dan juga ras. Museum Toleransi ini keren sekali. Pada saat masuk setiap orang akan diberikan sebuah foto anak kecil dan saat keluar dari museum, mereka akan mengetahui apakah anak tersebut selamat atau mati.
Suatu saat murid-murid Erin menginginkan untuk bisa menghadirkan Miep Gies, seorang wanita yang memberikan perlindungan kepada keluarga Anne Frank semasa perang dunia II dari kejaran Nazi Jerman. Miep Gies masih hidup dan tinggal di Amsterdam Belanda. Untuk mendatangkan Miep Gies dari Belanda ke Amerika, murid-muridnya mengumpulkan dana dengan membuat bazaar di sekolahnya. Akhirnya akibat usaha keras murid-muridnya, Miep Gies pun bisa datang ke Amerika. Sebelum mendatangkan Miep Gies, Erin telah menugaskan murid-muridnya untuk menulis surat ke Miep Gies setelah mereka selesai membaca buku The Diary of Anne Frank. Surat-surat dari murid-muridnya itupun telah dikirimkan Erin dan telah di baca oleh Miep Gies sebelum dia datang ke Amerika. Murid-muridnya akhirnya bisa bertemu langsung, berdialog dan sharing dengan wanita itu.
Apa yang dilakukan Erin sangatlah mengagumkan. Hampir seluruh waktu Erin curahkan untuk murid-muridnya. Namun sayang, karena hal tersebut, Erin terpaksa harus bercerai dari suaminya karena menurut suaminya, Erin lebih memperhatikan murid-muridnya dibandingkan suaminya.
Namun apapun yang terjadi, Erin tetap berusaha tegar. Erin tetap menginginkan yang terbaik bagi murid-muridnya. Murid-muridnya pun menginginkan untuk bisa terus diajar oleh Mrs. G (Mrs. Gruwell, red), panggilan murid-muridnya untuk Erin sampai selesai High School. Walaupun sempat mengalami kesulitan karena keinginan murid-muridnya itu ditentang oleh pihak sekolah karena Erin dianggap masih guru baru. Namun dengan perjuangan akhirnya, Erin bisa mengikuti mengajar murid-muridnya sampai selesai sekolah. Erin pun mengadakan proyek lagi. Murid-muridnya diminta untuk menuliskan diari mereka ke komputer untuk selanjutnya akan di jadikan buku dan diterbitkan. Dari Diary murid-murid ruang 203 itulah lahir buku The Freedom Writers’s Diary dan film Freedom Writers. Seluruh murid Erin bisa selesai High School dan juga melanjutkan ke Universitas. Mereka terus berhubungan sampai sekarang dan tetap mempertahankan kebersamaan, kekeluargaan dan toleransi mereka sewaktu didalam kelas high school yang beragam ras itu. Mereka –murid-murid Erin- menyebut diri mereka Freedom Writers. Bahwa dengan menulis mereka bisa merubah diri mereka sendiri, keluarga dan lingkungan mereka bahkan bisa merubah dunia. Bersama Erin mereka akhirnya membentuk sebuah yayasan bernama Freedom Writers Foundation. Yayasan itu bergerak untuk memberikan metode pembelajaran yang lebih baik di sekolah berdasarkan toleransi.
A great movie. A must seen movie. Banyak hal yang bisa dipetik dan dipelajari dari film ini terutama masalah toleransi.
www.freedomwriters.com
www.freedomwritersfoundation.org
wp@14042008
www.wahyuotree.multiply.com
“Salam kenal ya akh. Wahyu”
“Mas Wahyu jaga stand disana ya?”
“Namanya wahyu, koq cewek?biasanya khan yang namanya wahyu itu cowok?”
“Cewek..?? kok namanya Wahyu..?? he..he..no offens ya...!!”
“Namanya koq wahyu kayak nama cowok aza?”
“Namanya koq wahyu seeh?wahyuningsih ya?kenapa gak dipanggil ningsih aza?”
Serta banyak lagi komentar-komentar lain yang hampir senada yang sering saya dapatkan ketika berkenalan dengan orang lain sepanjang hidup saya bahkan sampai saat ini.
Perkenalkan, nama saya Wahyu Purwaningsih, wanita 26 tahun.
Apa salahnya seeh kalo nama saya wahyu padahal saya itu cewek?dulu pernah saya coba panggilan ningsih, tapi gak berhasil. Klo ada yang manggil saya dengan nama itu alhasil saya gak akan nengok karena gak terbiasa dengan panggilan itu.
Memang ada teman-teman saya yang cewek yang namanya juga mengandung unsur wahyu: Wahyuni, Linda Wahyuningtyas dan Endah Wahyuningsih. Tapi mereka dipanggil Yuni, Linda dan Endah.
Nama adalah do’a, begitu kata baginda Rasul. Memang betul itu, karena itulah maka setiap orang tua wajib memberikan nama yang baik kepada anak-anaknya. Dan dari nama anaknya itulah terselip do’a dan harapan orang tua.
Kenapa saya dikasih nama wahyu?Hm..dulu katanya orang tua saya sudah menikah selama 3 tahun namun belum juga dikarunia anak. Maka ketika saya lahir, saya diberi nama wahyu. Mungkin diartikan sebagai anugerah dan mukjizat bagi kedua orang tua saya ketika diberikan anak oleh Allah SWT. Betapa kehadiran seorang anak yaitu saya begitu dinantikan oleh kedua orang tua saya. Begitulah saya, mukjizat bagi kedua orang tua saya, mungkin juga diharapkan oleh kedua orang tua saya kalo kehadiran saya kelak juga menjadi mukjizat bagi orang-orang disekitar saya.
Dulu, mungkin karena pengaruh nama itu juga yang cenderung untuk nama-nama cowok, saya pernah jadi tomboy waktu kecil. Bandel, gak punya boneka or mainan cewek lainnya. Saya biasa maen layangan or kelereng (gundu) dan ikut karate. Teman-teman kecil saya pun banyakan cowok. Saudara bapak saya, 4 bersaudara itu cowok semua. Saudara dari ibu saya juga cowok semua. Saya punya pakde, anaknya juga cowok semua. Adik-adik saya pun juga cowok semua. Lahir dan besar dilingkungan yang banyak cowok juga membentuk saya menjadi wanita tomboy. Saya mungkin baru mengasah sisi ke-feminiman (!?) saya pas sma or kuliah gitu dech. Itupun masih banyak pengaruh ke cowok-cowok-annya. Tapi saya juga pernah koq ikut menari waktu kecil untuk mengimbangi sisi ke-maskulinan saya. Pernah ikut les menari jaipongan juga. Tapi saya gak punya rok, rok yang saya punya hanyalah rok sekolah.
Setelah lulus sma, saya memutuskan untuk berhijrah memakai jilbab. Tapi jilbabnya juga masih jilbab langsungan dan masih sering pake celana. Sewaktu awal kuliah saya juga gak punya rok, sampai-sampai saya dihadiahi rok oleh sahabat-sahabat saya. Thanks ya untuk Nuning, Liana dan Ratih. Sahabat-sahabat saya yang baik hati.
Pertama kali pake rok pas kuliah, sempat jadi tontonan.
“Wahyu pake rok?aneh.”
“Yu, rok sapa tuch yang lo pinjem?”
“Woi, pake rok, jalannya koq masih gagah gitu?!”
Begitulah kira-kira sedikit dari komentar teman-teman kuliah saya.
Dan waktu itupun, prosentase saya pake rok bisa dibilang masih jarang, sampai ada salah satu adik kelas saya yang bilang, “aku pengen dech liat mba wahyu pake rok”, soalnya setiap saya ketemu dia, saya selalu lagi pas pake celana.
Tapi seiring dengan perjalanan waktu saya sudah semakin feminin koq. Manis dan cantik khas seorang wanita.
Jadi lain kali jika anda bertemu dan berkenalan dengan saya dan saya menyebutkan nama saya wahyu sedangkan penampilan saya dan suara saya lembut khas wanita, jangan terkejut dan merasa aneh ya! Karena wahyu yang ini adalah seorang wanita.
Wahyu is a Girl!
wp@07042008
Paginya, saya diliputi rasa aneh dan bertanya-tanya. Kenapa saya memimpikan ana, ibu dan Mas JW sekeluarga?
Tidak lama berselang, siang itu, setelah malamnya saya bermimpi aneh itu, tiba-tiba ada sebuah telepon. Ternyata telepon itu dari Ana, adik mas JW. Kali ini bukan mimpi. Ana berbasa-basi sedikit denganku kemudian ternyata maksudnya meneleponku adalah ingin mengajakku ikut dalam acara resepsi pernikahan salah satu anggota keluarga mereka di
Setelah berkelat-kelit, aku bilang aza, mengundang Ana untuk kerumahku dulu.
Namun seiring waktu berlalu, gak ada kabar lagi. Tadinya saya sempat berencana bertemu mas JW dengan abangku. Abangku ini sebenarnya adalah kawan dekat mas JW. Dulu akupun kenal abang dari mas JW. Dan saat aku sekarang dengan abang, mas JW belum tau bahkan sampai saat ini. Tapi apalah daya, kami tidak jadi bertemu. Abang keberatan dengan berbagai alasan dan pertimbangan.
Dan aku tetap kalut, menanti hari sabtu. Namun ternyata sampai hari sabtu, tidak ada telepon lagi dari Ana.
Tiba-tiba, minggu pagi ada telepon lagi dari Ana. Duuh! Gak aku angkat. Ternyata dia telpon kerumah. Dan ternyata pula, aku harus langsung bicara sama Ibu. Dia bilang dia mo main kerumahku. Hah? Gak tau mesti gimana selain mengiyakan. Walaupun sempet berkelit juga dengan bertanya, “lho ibu koq kesininya pagi-pagi?”
Ibu : “Iya, soalnya sekalian mampir sekalian mo pulang ke
Wahyu : “Hm..tapi bu, saya belum mandi dan beres-beres”
Ibu : “Udah, gak pa’pa”. Kamu gak kemana-mana khan?
Wahyu : “iya ibu”
Ibu : “ ya udah, kita kesana ya sekarang, ini dah di tol”
Jleeeep!
Berputar-putarlah saya seperti gangsing. Bingung. Telpon abang, gak ada solusi, whyu malah di ceramahin, dibilang gak bisa tegas. Duuuh!
Akhirnya aku sms ana. “ana, hm..kamu mo kesini mo ngapain ya?soalnya ditanya cowokku”
Ana bales sms : “Cuma mo maen aza koq”
Whyu sms lagi : “Oh, klo gitu, tol telponin cowokku dulu ya, ini no telpnya : 08xxxxxxxxx. “
Ana bales : “mba, gak jadi kesana deh. Padahal kita dah sampe rumah mba lho! Klo sibuk gak pa’pa koq. Thanks”
Aku celingak-celinguk di luar, gak ada siapa-siapa koq.
Ana sms lagi : “Mba, kita Cuma mo ngabari koq klo mas JW mo tukar cincin September nanti dan maksudnya kita mo ngundang mba, gitu”
Pffhhh…
Segera kubales : “Alhmdulillah kalo gitu. Selamat berbahagia ya buat Mas JW. Ditunggu undangannya. Insya Allah klo di undang, ada umur, waktu dan rezeki, di usahakan bisa hadir di resepsinya. Salam ya buat keluarga. Mohon maaf”
Tak ada reply lagi.
Plong rasanya.
Tapi kemudian timbul pertanyaan. Dilihat dari sikap mereka, ada yang aneh bukan? Klo mereka memang Cuma mo maen aza ke rumahku, ya kenapa gak dateng aza langsung, masa setelah kubilang aku dah punya cowok tiba-tiba mereka mo berbalik pulang en gak jadi mampir?padahal katanya dah sampe rumahku khan?
Aku punya beberapa skenario tentang hal ini (ceileeh, mentang-mentang baru nulis skenario). Pertama, alasan mereka yang mengatakan bahwa mas JW mo tuker cincin September nanti itu adalah sebuah tindakan yang reaksioner atas “penolakan”ku secara halus. Mungkin mereka Cuma malu ma gw, karena yang semula mereka kira whyu masih available, ternyata dah gak kosong lagi.
Kedua, mungkin sebenarnya ibu dah punya jodoh buat mas JW, tapi mas JWnya mungkin mengatakan bahwa dia masih love me, masih menginginkanku, sehingga di cari dan dikejarlah diriku, tapi ternyata aku dah gak kosong lagi dan jadilah mas JW di jodohkan dengan pilihan ibunya itu.
Ketiga, semua alasan ibunya itu palsu dan karena sudah terucapkan kepadaku, maka sang ibu harus kerja keras pontang-panting untuk segera mencarikan jodoh untuk mas JW yang mo nikah dan dinikahi sama mas JW en she only has 5 months for it before September! Duh..aduh..
Namun alasan sebenarnya hanya Allah dan merekalah yang tahu.
Ceritaku dan mas JW mang dah dari dulu kayak cerita sinetron. Gimana dulu aku yang secara kasarnya bisa dibilang “mengejar-ngejar” mas JW. Dari Malang-Mataram. Dari Jakarta-Mataram. Bahkan pernah PP naek pesawat dari Jakarta ke Mataram hanya untuk menghadiri wisuda mas JW, disana Cuma 3 hari namun ternyata saya tidak bisa bertemu dengan mas JW karena dia bersembunyi dan menghindar dari saya, bak a Looser yang gak mampu menghadapi masalah. Saya yang sudah menangis-nangis
Sampai sekarang pun sejak terakhir berhubungan dengan mas JW 1 tahun lalu, saya gak pernah berbicara langsung dengan mas JW. Selalu Ana atau Ibu. Mereka gak pernah mengijinkan saya bicara langsung sama mas JW, saya gak dikasih kesempatan untuk bicara sama mas JW dan bahkan tak ada inisiatif sedikitpun dari mas JW untuk mau berbicara dengan saya. Semua ibu. Semua skenario ibu. Bahkan mas JW gak punya pilihan untuk menentukan nasib dan masa depannya sendiri. Dulu gak boleh sama ibunya, dia diam saja. Sekarang didukung ibunya, juga diam saja. Bersembunyi di ketiak ibu! Gak ngebayangin klo gw jadi nikah sama mas JW, pasti ibunya yang akan banyak turut campur dalam rumah tangga kita dan mas JW…..dia gak akan melakukan apa-apa selain menuruti perintah ibunya.
Bukan berarti saya menganjurkan untuk tidak patuh pada orang tua, namun tidak sepatutnya pula bagi orang tua untuk memaksakan kehendak pada anak-anaknya. Klo kata Kahlil Gibran “…Anakmu bukanlah anakmu. Mereka putra-putri kehidupan yang rindu akan diri mereka sendiri..”.
Seharusnya ada komunikasi dan diskusi antara orangtua dan anak untuk menentukan segala sesuatunya.
Buat semua, jangan pernah menyia-nyiakan orang yang menyayangi dan mencintai kita!
Saya gak ingin mengulangi kesalahan yang sama yang pernah mas JW lakukan ke saya. Menyia-nyiakan orang yang mencintai kita. Saya gak ingin menyiakan, mengabaikan dan meremehkan abang yang sudah demikian menyayangi saya saat ini. Abang mungkin bukan siapa-siapa, dia gak ganteng, tidak juga kaya. Saya mungkin tidak seperti wanita-wanita lain yang hanya mengejar materi. Saya gak memilih mas JW yang punya segalanya, ganteng, punya usaha sendiri, kaya, sudah cukup usia dan matang untuk menikah serta keluarga yang mendukung saya. Saya memilih orang yang tidak punya segalanya itu. Saya mungkin gila, tapi saya dianggap gila oleh orang-orang yang sebenarnya gila namun tidak sadar bahwa mereka gila. Jadi sebenarnya yang waras itu ya saya, gitu!
Abang adalah anak dari seorang ayah yang mualaf. Keluarga dari ayahnya adalah jajaran pendeta batak Kristen yang taat. Sedangkan Ibunya dari keluarga muslim betawi yang juga taat.
Abang juga sebenarnya bukannya tidak mampu, tapi dia dilemahkan oleh sistem. Dia sebenarnya memiliki potensi yang luar biasa dengan kecerdasannya. Dia pernah jadi siswa dengan nilai NEM tertinggi se-kabupaten di kampungnya, namun karena dia muslim sedangkan hampir seluruh penduduknya non-muslim, maka tergeserlah dia menjadi posisi kedua dengan penuh konspirasi.
“Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati-Nya.” (QS. An Naml [27]: 62)
“Atau siapakah yang menciptakan (manusia dari permulaannya), kemudian mengulanginya (lagi), dan siapa (pula ) yang memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)?. Katakanlah : “Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar”.
(QS. An Naml [27] : 64).
wp@04042008
Rating: | ★★★★★ |
Category: | Books |
Genre: | Literature & Fiction |
Author: | Jostein Gaarder and Klaus Hagerup |
Buku ini terdiri dari 2 bagian : Buku-Surat dan Perpustakaan. Bagian buku surat merupakan kumpulan surat dari 2 orang sepupu yang masih berusia remaja, Nils Boyum Torgersen di Oslo dan Berit Boyum di Fjaerland. Kedua sepupu ini saling bertukar berkirim surat. Mereka menulis surat-suratnya dalam sebuah buku. Jika salah satu selesai menulis surat dalam buku-kemudian dikirimkan ke yang lain, dan begitu seterusnya. Inilah yang menjadi alasan mengapa buku itu dinamakan buku-surat. Cerita dalam buku-surat bermula dari liburan musim panas kedua sepupu itu di Pondok Flatbre. Mereka menuliskan sebuah puisi dalam buku tamunya :
Dalam keriangan musim panas ini,
Segelas Coca-cola kami nikmati,
Nils dan Berit, itulah kami,
Menghabiskan liburan disini.
Sangat indah di atas sini,
Sampai kami tak ingin pergi.
Saat mereka menuliskan puisi dalam buku tamu itu mereka bertemu dengan seorang perempuan tua yang aneh. Dan Nils bertemu lagi dengan perempuan tua aneh itu setelah dari liburan musim panas itu di sebuah toko buku di Sogndal. Dan perempuan itulah yang membayari bukunya Nils yang kelak ia isi bersama sepupunya Berit dengan surat-surat. Dan ternyata Beritpun bertemu lagi dengan perempuan tua aneh itu. Dari dalam tas tangan perempuan tua itu jatuh sebuah surat. Berit mengambilnya dan membacanya dan menyalinnya dan memberitahukan ke Nils. Dari surat itu diketahui bahwa nama perempuan tua aneh itu adalah Bibbi. Dan ada sesuatu tentang perpustakaan ajaib, istilah bibliographer perempuan serta incunabula. Bibliografer adalah seseorang yang melakukan kegiatan bibliografi, hal-hal mengenai buku dan Incunabula adalah buku yang pertama kali dicetak setelah seni percetakan buku ditemukan yaitu buku-buku yang diterbitkan sebelum tahun 1500. Nils dan Berit terus saling menulis dan berkirim surat di dalam buku-surat itu. Suatu waktu Berit menuliskan sebuah puisi karya Jan Erik Vold.
Tetesan itu
tak
tergantung disana
Dan Berit memberikan telaah pribadinya yang mendalam terhadap puisi itu : kamu pasti pernah melihat tetesan pada talang air hujan atau yang serupa itu. Dan disanalah ia bergelantungan, iya khan?Tapi sebelum kamu dapat memerhatikannya dengan lebih seksama, ia sudah tak tergantung lagi disana. Begitulah pendapat Berit dan terutama pendapat Jan Erik Vold, karena segala sesuatu selalu berubah. Puisi ini menceritakan segala sesuatu yang terjadi diseluruh dunia, hanya dalam enam patah kata!
Kemudian ada lagi puisi lain dari Jan Erik Vold :
Tentang Ketanyaan
__ Ketanyaan
katamu, ketanyaan
adalah lebih tertanyakan,
daripada kenyataan, betul
tidak menurutmu? Tentu, pastilah begitu
adanya, jawabku, tetapi
kenyataan
tetap saja lebih nyata,
memang. Katamu : Apa
tah gunanya
terhadap ketanyaan, begitu
tertanyakan, seperti apa adanya ia!
Kemudian ada juga tentang Klasifikasi Desimal Dewey. Dewey adalah seseorang yang mengembangkan sistem katalog untuk perpustakaan. Ditampilkan juga tabel ringkas Klasifikasi Desimal Dewey itu dalam buku-surat.
Sebuah kalimat penutup dalam buku karya Simen Skjonsberg berjudul Der grausame Genuss-Texte uber die Geheimnisse des Lesens (Kenikmatan yang Kejam-Buku tentang Rahasia Membaca) :
Aku berjalan menyusuri rak-rak perpustakaan. Buku-buku tersebut memunggungiku. Tak seperti manusia yang ingin berjarak denganku, buku-buku itu malah menawarkan diri untuk memperkenalkan diri mereka. Bermeter-meter jajaran buku yang tak kan pernah mampu kubaca. Dan aku tahu : apa yang ada disini adalah kehidupan yang merupakan pelengkap kehidupanku, yang menanti untuk dimanfaatkan. Tetapi hari-hari berlalu, dan kesempatan itu tetap tak tergapai-terabaikan. Salah satu buku ini mungkin benar-benar bisa mengubah hidupku. Siapakah aku sekarang? Siapakah sebenarnya aku?
Anehnya, perempuan yang aneh dan misterius itu yang bernama Bibbi Bokken, mengincar buku-surat itu. Bersama komplotannya, tampaknya Bibbi menjalankan sebuah rencana rahasia atas diri Berit dan Nils. Rencana itu berhubungan dengan sebuah perpustakaan ajaib dan konspirasi dalam dunia perbukuan. Namun Berit dan Nils tidak gentar, bahkan bertekad mengungkap misteri ini dan menemukan Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken.
Tetapi buku ini tidak sesederhana itu, buku ini juga berisi cerita detektif, cerita misteri, perburuan harta karun, petualangan ala Lima Sekawan, Astrid Lindgren, Ibsen, Klasifikasi Desimal Dewey, Winnie the Pooh, Anne Frank, kisah cinta, korespondensi, naskah skenario film, teori sastra, teori fiksi, teori menulis, puisi, sejarah buku, drama, film, perpustakaan, penerbitan, humor, konspirasi….
Masih juga tidak tertarik? (Haaahhh?) Baca komentar ini :
“Sebuah surat cinta kepada buku dan dunia penulisan.”
-Ruhr Nachricht-
“Setiap kali membuka sebuah buku, aku akan bisa memandang sepetak langit. Dan jika membaca sebuah kalimat baru, aku akan sedikit lebih banyak tahu dibandingkan sebelumnya. Dan segala yang kubaca akan membuat dunia dan diriku sendiri menjadi lebih besar dan luas.”
wp@04042008
Senja itu, menanti terbenamnya mentari di ufuk barat. Duduk di tepian sungai atau kali lebih tepatnya yang sama sekali tidak bisa dikatakan bersih apalagi indah. Memperhatikan hilir-mudiknya manusia yang padat sore itu. Bersama abang sambil menikmati sebatang coklat dan segelas air mineral. Kala mata menerawang ke angkasa, betapa indahnya. Abang berkata: “kupikir yang indah cuma whyu aza ternyata ada yang lain yang juga indah” sambil menunjuk ke angkasa. Aku mengikuti arah yang abang tunjukkan. Ternyata ada sang pelangi menampakkan jejaknya, sedikit semburat warnanya merah, kuning, hijau katanya. Sedikit demi sedikit, lama kelamaan sang pelangi tak sungkan lagi menunjukkan keangkuhan indahnya. Sepanjang hidupku selama 26 tahun belum pernah sekalipun diriku melihat sang pelangi dengan begitu sempurnanya membentuk setengah lingkaran di cakrawala, dengan warnanya yang sangat jelas, bahkan dengan tambahan warna lain selain yang biasa terlihat mata(merah-kuning-hijau), namun juga warna merah marun tepat di tengahnya, dengan sepasang kaki sang pelangi menapak bumi. Bagaikan berada “in the gate of heaven”. Indah begitu indah. Tak lepas mata ini menatap keindahan yang mungkin tak bisa lama dinikmati dan tidak bisa setiap waktu di nikmati. Beruntung sekali saya dan abang menjadi saksi atas keindahan alam itu kali ini. Semakin jelas dan semakin jelas warna dan indahnya menghiasi birunya cakrawala. Namun setelah itu, tak berapa lama, sang pelangi mulai ijin pergi. Warnanya kian memudar. Bagaikan senyum yang kemudian menghilang menjadi kelabu. Sedih melihat sang pelangi segera beranjak. Bahkan diapun seakan segan untuk pergi. Namun setiap yang memiliki awal pasti memiliki akhir. Begitupun dengan keindahan pelangi. Diapun akan pergi seiring tenggelamnya matahari. Pelangi menampakkan sedikit dari keindahan alam ini, ada begitu banyak keindahan lainnya. Pelangi dunia begitu memukaunya. Bagaimana dengan surga yang keindahannya tak pernah terbersit dalam pikiran manusia?
Pelangi. Diantara begitu sesaknya dunia ini, diantara begitu bejatnya manusia ini, diantara rusaknya semua yang ada disini, pelangi seakan menjadi oksigen bagi orang yang sesak nafas, begitu melegakan, begitu menenangkan, begitu menyejukkan. Sebuah tontonan alam yang tak terkalahkan. Kupikir tidak ada yang bagus dari dunia ini, ternyata dunia ini masih menyisakan keindahan. Pelangi oh pelangi, akhirnya ia pergi bersama mentari, entah kapan bisa kulihat lagi.
wp@02042008
Rating: | ★★ |
Category: | Books |
Genre: | Religion & Spirituality |
Author: | Kang Yadi |
Dalam shalat ada cinta, cinta sesungguhnya. Cinta bukan hanya kepada kekasih, tapi kepada Yang Maha Kekasih. Andaikan shalat sebuah pesta, maka kita pasti melakukannya dengan sukacita.
“Sesungguhnya shalat adalah sebuah pesta yang diselenggarakan oleh Sang Raja, yaitu Allah SWT. Dia mengundang seluruh manusia untuk shalat yang didalamnya terdapat berbagai kelezatan dan kenikmatan yang tidak pernah kering dan membosankan. “
(Al-Ghazali)
Buku karya Kang Yadi, ketua FLP Cianjur ini diterbitkan oleh Lingkar Pena Publishing House. Jika melihat bahasa yang digunakan, target pasar buku ini cenderung untuk remaja, dengan bahasanya yang ringan dan gaul sehingga akan dapat dengan mudah difahami oleh remaja.
Buku yang diawali oleh alasan melaksanakan shalat kemudian dilanjutkan dengan penjabaran manfaat-manfaat shalat. Sang penulis mengandaikan shalat seperti sebuah pesta dimana diharapkan setiap kita akan bersuka cita untuk menyongsong shalat. Semua orang akan berbondong-bondong, berjubel-jubel, berdesak-desakan ingin berada paling depan. Karena shalat adalah jamuan sang Raja yaitu Allah SWT. Kita seharusnya bersuka cita dalam shalat. Melakukan shalat dengan cinta, cinta kepada Allah SWT.
“Shalat bukan hanya pekerjaan jasmani saja, shalat adalah pekerjaan seluruh aspek mulai dari jasmani, ruhani, mental, pikiran, dengan kesadaran yang total menghadap kepada Allah SWT. Sehingga, ketika seseorang sudah mampu melaksanakan shalat seperti itu, pasti ia akan bertemu dan berdialog dengan Allah. “
Keuntungan melaksanakan shalat adalah dimurahkan rezekinya, bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit, penyakit fisik, penyakit hati dan juga penyakit mental jika kita melaksanakan shalat dengan benar.
Buku ini diakhiri dengan seruan untuk masuk pada kebahagiaan yang disediakan Allah SWT.
“Hai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan di ridhoi-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu. Dan masuklah kedalam surga-Ku.” (QS. Al-Fajr/89: 27-30)
wp@02042008
Start: | Apr 6, '08 12:00a |
End: | Apr 6, '08 6:00p |
Location: | Ballroom, Ritz Carlton Pacific Place |
Education UK Exhibition 2008
Look to the source of inspired and innovative thinking to build your future
Minggu, 6 April, 1200 - 1800
Ballroom, Ritz Carlton Pacific Place
Jakarta
Talkshow
1030 - 1130 Teknologi Informasi
Pembicara:
Onno W. Purbo, Pakar IT
Kurniawati Azizah, MPhil di Computer Speech, Text and Internet Technology dari University of Cambridge, penerima Indonesia Chevening dan saat ini bekerja di Switchlab Ltd sebagai Senior System Analyst
1300 - 1400 Industri Kreatif
Pembicara:
Joshua Simanjuntak, MA di Product Design, Royal College of Arts, saat ini bekerja sebagai disainer furniture.
1500 - 1600 Media dan Komunikasi
Pembicara:
Arief Suditomo, MA di Media & Communication dari University of Westminster, salah seorang penerima beasiswa Chevening yang saat ini bekerja sebagai Pemimpin Redaksi di RCTI, salah satu stasiun televisi terkemuka di Indonesia.
Pieter Funnekotter, International Office Bournemouth University
1700 - 1800 Bisnis dan Kewirausahaan
Pembicara:
Alex Sriwijono, Psikolog
Arief Hadiyanto, saat ini masih terdaftar sebagai siswa Bristol University dibidang MSc di Entrepreneurship. Dedy telah mendirikan beberapa usaha di media dan broadcasting (Wakil ketua Pesantren Darunnajah dan pendiri rumah produksi DN)
Geoff Notcutt, Regional Director, University of Bedfordshire
Acara Lainnya
Pameran Pendidikan Inggris
Dihadiri oleh 16 perwakilan dari universitas di Inggris.
Kelas Kecil
Pengunjung yang telah mendaftar juga dapat mengikuti berbagai kegiatan di Kelas Mini EF Brittin College didalam pameran. Disini Anda dapat melihat dan merasakan bagaimana sebuah pendidikan Inggris diberikan dikelas.
Survei Siswa Online
Ikuti survey siswa online kami yang berada didalam area pameran untuk berbagi pendapat dan rencana Anda belajar di luar negeri. Dapatkan kesempatan untuk mendapatkan hadiah-hadiah menarik.
Daftar Sekarang di www.educationuk.or.id
Tanpa dipungut biaya!
Untuk informasi lebih lanjut kunjungi www.educationuk.or.id, telepon ke (021) 515 5561 atau E-mail ke information@....id
Nadhia Indria Dewi
UK Education Services Team
British Council
T : +62(21) 515 5561 ext 203
F : +62(21) 515 5562
nadhia.indria@britishcouncil.or.id
Creating Opportunity Worldwide
www.britishcouncil.or.id
For some moments a head, i need to IDLE. C U soon