"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo'a apabila ia berdo'a kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran" (QS. Al Baqarah : 186)
Start: | Aug 8, '09 09:00a |
End: | Aug 9, '09 |
Location: | Bumi Perkemahan Ranca Upas, Ciwidey, Bandung |
it’s all about Adventure …
it’s all about You……
Lebih dari Seribu orang Petualang Indonesia berkumpul, bercanda dan berkegiatan bersama untuk memupuk tali persaudaraan, peduli dan menghijaukan Bumi Nusantara..…..
Mountain Bike, Fun Orienteering, Trekking (Snake Handling, Survival, Obat Alam, Intepretasi Hutan, Fotografi Alam, Jurnalistik Alam), Malam Jejak Petualang, Adopsi Pohon dan Penghijauan, Global Development Village bertema "Bumi Indonesia" , serta Fun Games dengan beragam lomba.....
www.jambore.jejakpetualang.org
Orang Indonesia mah kreatif yaa?
Klo dilarang, malah dilakukan.
Akan melakukan segala cara lewat jalan2 tikus.
Misalnya dilarang buka FB, dicarilah jalan lain biar bisa tetep bisa buka FB.
Dan memang akhirnya bisa menemukan jalannya.
Sebenarnya memang solusinya bukan larangan, tapi pengertian, pemahaman.
Saatnya bekerja ya bekerja, buka2 site boleh selama tidak mengganggu pekerjaan, dalam artian target2 pekerjaan tetap dapat dicapai dan terlaksana dengan baik.
Dan banyak lagi larangan-larangan lain.
Klo kita mah, semakin dilarang semakin jadi untuk melakukan apa yang dilarang itu.
So be wise lah..to achieve our goals together..
wp@060709
Tak terasa sudah bertambah 1 lagi usiaku. Bertambah mendekati waktuku...apa yang telah saya lakukan?apa yang telah saya capai?apa yang telah saya dapat?pastinya banyak. And im so grateful for whatever i am today..Thank u Allah for giving me more chance to be better in d future..for having such a loving family..for having a lovely man in my life..for having me great friends, for having me health..for having me job..for evertyhing that i have..Alhamdulillah..
To All my friends..thank you so much for all greeting and prayer for me..May Allah grant it..Amin..
"Never regret all choices that you ever taken, because it forms you to become what you are right now" (wahyu_otree, 2009)
Saat quote itu saya post kan sebagai status YM saya, ada beberapa orang yang tertarik dan sepakat dengan hal itu. Bahkan ada yang minta ijin untuk memajang quote itu di status FBnya dia. Saya seeh okay-okay aza, asal mencantumkan nama saya, he..he..Hak cipta, patent dan daya cipta saya perlu juga dilindungi toh?
Sebenernya, kata-kata itu terinspirasi dari buku-buku yang saya baca, film-film yang saya tonton, orang-orang yang berinteraksi dengan saya dan banyak sisi kehidupan saya lainnya sampai akhirnya tersusun kata-kata itu.
Klo dipikirkan lebih dalam, memang 'dalem'banget (gitu kata temen2 yang baca). Emang iya seeh, bagaimanapun, hal-hal sekecil apapun dalam hidup kita, kejadian apapun yang menimpa kita, baik itu sedih maupun duka, semuanya punya kontribusi untuk membentuk diri kita untuk menjadi diri kita seperti saat ini. Untuk itu, gak perlu disesali, apapun yang terjadi.
Keep thinking positive!
wp@070609
Waah sudah berbulan-bulan, saya tidak mengurus MP saya. Sesekali saja hanya saya tengok. Disibukkan dengan pekerjaan kantor en lebih prefer menengok FB saya. Duuh..sebenernya kangen nulis juga seeh..tapi apalah daya..tak sempat (halaah..alasan aza)
Well...tulisan ceker ayam ini setidaknya memberi tanda, bahwa saya masih hidup juga di MP
wp@070609
Well...tulisan ceker ayam ini setidaknya memberi tanda, bahwa saya masih hidup juga di MP
wp@070609
Bandung, January 1st 2009
Setelah berhasil mencontreng (kayak pemilu) 1 lagi dream listku waktu ke Green Canyon Pangandaran akhir Desember 2008, semangat untuk mencontreng lagi dream listku yang lain masih membara (halaah). Melihat kalender, masih ada libur panjang lagi. Akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke Bandung, tujuan utama seeh ke Kawah Putih Ciwidey. Setelah beberapa waktu lalu, saya sempat ke Ciwidey tapi tanpa ke kawah putihnya hanya di perkebunan strawberry dibawahnya, akhirnya dengan pertimbangan cepat saya pun memutuskan untuk ke Bandung dilanjutkan ke Cirebon. Tapi acara jjl kali ini saya hanya ditemani abang. Sebenernya seeh mau berangkat sendiri, tapi abang tidak mengijinkan, dia melihat ada tendensi negative saya ke Cirebon, he..he.. Akhirnya jadilah trip saya kali ini ke Bandung dan Cirebon hanya berdua dengan abang.
Setelah sebelumnya mengkontak seorang kawan yang masih berkeliaran di Bandung, akhirnya saya berangkat ke Bandung tepat pas tahun baru 2009, 1 Januari. Tadinya seeh sempet ada niat mo spend new year’s eve di Bandung, tapi dengan segala pertimbangan akhirnya gak jadi. Jadinya berangkat tanggal 1 Januari 2009. What a brand new year! Tahun baru dah jjl, kayaknya tahun 2009 ini, akan banyak dipenuhi jjl neeh (ngareeep).
Semula mo berangkat pagi, tapi karena menunggu abang yang so lambreta sampai bekasinya so jadi berangkat siang dech kita. Janjian ma Rina juga and her boyfriend. Tadinya janjian di terminal Bekasi, tapi coz nunggu abang akhirnya kita memutuskan jalan masing2 aza. Rina en her boyfriend mo ke Bandung juga tapi off course different route with me en abang. Saya baru berangkat dari rumah jam 10 pagi. Ketemuan ma abang di pintu tol. Setelah nunggu beberapa lama, kita baru naek bis ke Bandung jam 11 siang. Eh ternyata, di dalam bis itu dah ada rina en her boyfriendnya. Gak janjian malah ketemu akhirnya. Tapi like what I said before, we have different plan in Bandung. Ya udah misah dech kita.
Sampai di Bandung sekitar jam 1 siang, di Leuwi Panjang. Dari Leuwi Panjang masih harus ke Cicaheum dulu. Baru di Cicaheum kita dijemput ma Eka, kawanku itu. Dari sana kita ke kontrakan Eka. Ternyata kontrakannya lumayan jauh juga, dah daerah Bandung pinggiran gitu dech, di daerah Cibiru. Sampai di kontrakan Eka sekitar jam 2 siang. Chit-chat sebentar, trus kita berniat mo ke target kita. Bukan ke Ciwidey seeh, karena kata Eka,klo ke Ciwidey lumayan jauh, so hari itu kita akan ke Tangkuban Perahu. Sebenernya gak terlalu pengen kesana seeh, tapi berhubung belum pernah en si Eka juga menyarankan kita untuk kesana juga ya sudlah. Sore itu kita berangkat juga ke Tangkuban Perahu, ngecer bo’ alias menggunakan public transportation. Istrinya Eka yang sedang hamil 8 bulan juga ikut, tapi dia en Eka naek motor while me en abang naek angkot. Disinilah petualangan dimulai…
Kita sampai ke terminal Cicaheum lagi sekitar jam 3 sore. Dari Cicaheum naek angkot ke terminal Ledeng.
Cicaheum-Ledeng, 15.30-16.30. Gak sampe terminal Ledengnya seeh coz jalanan so macet. Kita diturunin di Univ. Pendidikan Indonesia. Dari sini ke terminal Ledeng kurang dari 1 KM. So jalan kakilah kita ke Ledeng. Dari Ledeng ke Tangkuban Perahu sebenernya ada angkot, tapi berhubung jalan so macet coz melewati Lembang yang kalo pas liburan duuuh so penuh dengan kendaraan dari Jakarta. Akhirnya dari Ledeng saya dan abang naek ojek. Dari Ledeng sekitar jam 16.30. Perjalanan ke Tangkuban Perahu memakan waktu kurang lebih 1 jam. So sekitar jam 17.30 kita sampai di Tangkuban Perahu. Menurut informasi dari Eka, Tangkuban Perahu itu buka sampai malem, itu makanya kita nekat tetap berangkat walopun dah sore. Tapi ternyata pas saya dan abang sampai pintu masuk Tangkuban Perahu, itu dah TUTUP! Jreeeng..duuuh. Masa perjuangan berhenti sampai sini seeh?!Akhirnya saya dan abang nongkrong2 dulu di pintu masuk sambil menunggu Eka, memang seeh suasana dah mulai gelap. Kita liat2 situasi. Dipintu masuk terpampang, bea masuk per orangnya Rp. 12.500, motor Rp. 4000. Setelah Eka datang, jadi kita dah kumpul semua dan masih nongkrong2 di pintu masuk, akhirnya salah seorang petugas mendatangi dan menanyai kita”mau kemana?”, kita bilang mau masuk. “Tapi dah tutup”, jawabnya. Kita Cuma liat2an aza. Trus dia Tanya lagi, “emang berapa orang yang mau masuk, koq motornya Cuma satu?(dia sambil melirik motornya Eka)”. Sebenernya seeh mau masuk semua, tapi yang paling utama seeh ya mereka berdua jawab Eka sambil menunjuk saya dan abang. Hm…saya terus merajuk”boleh yaa saya masuk?”…dan akhirnya, jawaban melegakan itu keluar. “ Ya udah, silahkan masuk, tapi jangan lama2 di atas, jam 7 harus dah keluar”. CIhuuuyyyy! Senang sekali hatiku. AKhirnya saya dan abang bisa masuk juga naek motornya Eka, GRATIS pula! Sementara Eka dan istrinya yang sedang hamil menunggu di pintu masuk. Duuh agak2 gak enak juga seeh, tapi ya mau gimana lagi.
Perjalanan dari pintu masuk ke kawah Tangkuban perahunya kurang lebih 4 KM dengan jalan menanjak dan menikung. Karena hampir malam, suhu dingin pun mulai menyergap, abang menyetir dan dengan pongahnya, dia Cuma pake celana pendek, saltum tuch. Dia pikir kita mo jalan di tempat normal, padahal kita jalan ke tempat dingin. Tadi pas dibawah khan jalan dah mulai gelap, tapi pas sampai di kawahnya, suasana masih terang! Mungkin karena terletak di dataran tinggi dah gitu di tempat terbuka. Wuiih Subhanallah, cantik sekali pemandangan di kawah Tangkuban Perahu ini.
Kawah Tangkuban Perahu
Kita sempet foto2 sebentar. Tapi sebel dech. Karena kita Cuma berdua, saya dan abang, so fotonya pun gantian. Pas saya moto abang seeh, hasilnya bagus2, tapi pas giliran abang moto saya, duuh fotonya goyang semua soale abangnya menggigil kedinginan. He can’t stand with cold weather. Dah gitu pake celana pendek pula, waah sukses dech si abang kedinginannya.
Hasil Jepretan Abang
Kita gak lama di atas mengingat waktu yang sudah semakin malam dan lagi kita meninggalkan Eka dan istrinya di bawah, di pintu masuk. Akhirnya setelah puas foto2, kita pun turun. Abang masih tetap kedinginan dan hawa dingin itu agak mengurangi konsentrasinya menyetir, kita beberapa kali hampir terpeleset jatuh, tapi Alhamdulillah gpp.
Sampai di pintu masuk lagi sekitar jam 18.30. Jadi kurang dari 1 jam saya dan abang diatas. Di bawah, sebelum pulang, kita makan jagung bakar dulu dan teh manis hangat. Lumayan menghangatkan di suasana dingin seperti ini. Kita makan2 sampai sekitar jam 8 malam. Dan harus balik lagi ke Bandung. Pulangnya ini lebih nyambung2 lagi. Dari Tangkuban Perahu kita ke Lembang dulu. Dari Lembang kemudian melanjutkan ke Ledeng. Di depan terminal Ledeng, kita sempat makan malam dulu karena sampai di Ledeng sudah jam 9.30 malam. Kasian istrinya Eka yang lagi hamil, kasian ma dedenya seeh. Akhirnya kita makan sate ayam dulu. Kita meluncur dari Ledeng ke Cicaheum dan melanjutkan dari Cicaheum ke kontrakan Eka. Saya dan abang naek angkot, Eka dan istrinya tetap mengikuti kita dengan motor. Sampai di kontrakan Eka sekitar jam 11.30 malam. Eka seeh pake acara mandi dulu, while me en abang gak pake mandi, dingiin bo’! Walaupun istrinya Eka menawarkan untuk memasakkan air hangat untuk kita mandi. Cuma yaa karena dah malem, Cuma cuci muka en sikat gigi aza abis itu langsung tepar, tanpa ganti baju pula. Belakangan kebiasaan gak ganti baju ini saya tahu ternyata tidak baik…
Bandung, January 2nd 2009
Paginya, sambil menunggu sarapan dan melanjutkan perjalanan hari itu ke tujuan utama, Ciwidey, kita sempat ngobrol2 dulu. Dan mau tau?istrinya Eka itu aslinya orang Kalimantan dan orang Kalimantan somehow banyak yang memiliki indra keenam termasuk istrinya Eka itu. Ternyata istrinya Eka bercerita kalau tadi malam itu dia sempet tidak bisa tidur karena ternyata saya membawa mahluk halus dari Tangkuban Perahu. Memang saat itu saya sedang tidak shalat alias sedang haid, jadi saya begitu rawan terganggu hal2 seperti itu. Menurut istrinya Eka itu, mahluk halus itu menempel pada baju saya, karena saya tadi malam langsung tidur tanpa ganti baju. Jreeeng..bulu kuduk saya langsung merinding. Ya ampun, what I have done?!. Istrinya Eka menjelaskan, memang sebaiknya, jika kita baru pulang dari bepergian, kita harus membersihkan diri, mandi dan juga ganti baju, agar hal2 atau mahluk2 gaib tidak menempel dan mengikuti kita. Tapi saya gak berasa sama sekali tadi malam, saya tidur dengan pulasnya tanpa terganggu. Maklumlah, saya memang tidak peka untuk masalah gaib2 seperti itu. Istrinya Eka bilang, tadi malam, dia gak bisa tidur karena hawa panas dari saya, dari mahluk gaib yang menempel pada baju saya. Tapi syukurnya hal itu gak berlangsung lama. Katanya seeh, sekitar jam 3 pagi, mahluk halus itu dah pulang kembali ke asalnya di Tangkuban Perahu dan istrinya Ekapun bisa tidur dengan tenang. Duuuuh maaaf yaaa…
Rencananya hari itu kita mau ke kawah putih Ciwidey. Karena Ciwidey lebih jauh, Eka gak mau bawa motor, maunya naek angkot aza while istrinya gak mau ikut klo naek angkot, dia maunya naek motor. Yaa keputusan akhirnya, istrinya Eka gak ikut kita, karena kasian juga dia lagi hamil besar, 8 bulan. Jadi saya, abang en Eka yang berangkat ala ngecer lagi. Kita berangkat dari kontrakan Eka jam 10 pagi, dah agak kesiangan seeh sebenarnya, tapi mau gmn lagi karena tadi nunggu sarapan dulu yang dibuat istrinya Eka. Dah gitu nunggu bis yang langsung ke Leuwi Panjang dari Cibiru lumayan lama, sekitar ½ jam kita menunggu. Dari Cibiru kita naek bis Damri langsung ke Leuwi Panjang. Sampai di Leuwi Panjang sekitar jam 12.00. Di sana, kita cari makan dulu trus sempet ke Carrefour dulu untuk membeli bekal makanan untuk diperjalanan. Dari Leuwi Panjang kita tunggu bis yang langsung ke pasar Ciwidey. Untuk menunggu bis ini, kita nunggunya di perempatan Kopo. Kalo naek bis beanya Rp. 5000, klo naek L300 beanya sekitar 6-7rb-an. Dah gitu klo naek L300 lama ngetemnya. Akhirnya kita naek bis. Tapi ternyata bis itupun sempat ngetem di Soreang, baru kemudian melanjutkan perjalanan sampai pasar Ciwidey. Waktu tempuh Leuwi Panjang-Pasar Ciwidey kurang lebih 2,5 jam sudah termasuk acara ngetem di Soreang tadi itu. Dari pasar Ciwidey untuk mencapai kawah putih, kita masih harus naek angkot lagi seharga Rp.6000/orang. Akhirnya sampai di pintu masuk kawah putih jam 16.30. Sampai sana, masih banyak antrian kendaraan yang mau masuk ke kawah putih. Sebenarnya, untuk masuk ke kawah putih itu juga bayar bea masuk Rp.11.000, tapi dengan kelihaian kita, kita bisa masuk tanpa harus membayar, he..he..Tapi dari pintu masuk untuk mencapai kawah putihnya, kita harus naek angkot khusus. Sebenarnya bea per orangnya Rp.8000 untuk isi 14 orang. Kalau kita sewa 1 mobil, beanya Rp.100.000. Waktu itu kita bertiga join ma 1 keluarga (7 orang) total 10 orang. Untuk bayar Rp.100.000 per mobil, so per orang kena Rp. 10.000.
Sampai di kawah putih keadaan begitu dingin, hujan dan berkabut. Tapi kali ini, abang gak salah kostum lagi. Dia dah pake celana panjang + pake jaketku. Kita berpisah dengan keluarga itu. Tapi karena kita sewa 1 mobil barengan so kita mesti pulang barengan lagi nti.
Kami bertiga:saya, abang en Eka sempet foto2 dan berkeliling kawah putih. Namun keadaan so berkabut jadi yaa fotonya penuh kabut dech kawah putihnya, tapi gpp, it’s quite beautiful koq. Tapi lebih akan terlihat so more cantik klo ada kabutnya seeh.
Setelah puas foto2, sebenarnya gak seberapa puas seeh, masih pengen foto2 lagi, tapi berhubung kameranya lowbat yaa apa mau dikata. Mungkin memang itu tanda peringatan bagi kita untuk segera turun. Dan ternyata memang benar. Setelah dari kawah menuju parkir mobil, sekeluarga itu dah nunggu kita dan katanya mereka dah nunggu cukup lama, sambil bersungut2 melihat kita akhirnya muncul juga (^_*). Di dalam mobil pun, mereka masih marah2 in sundanese. Untung saya en abang gak ngerti, jadi mereka mo berkicau kayak apa juga, kita tetap gak ngerti, he..hee..Tapi menurut Eka seeh gitu, tuch ibu-ibu marah2 coz nunggu kita kelamaan. Kita berada di kawah putih kurang lebih 1 jam. Turun ke bawah ½ jam. Kita sampai lagi di pintu masuk dah sekitar jam 18.30. Tapi walaupun tuch keluarga sempet marah2 ma kita, tapi di gerbang kawah putih, kita masih sempet foto2 bareng lho!
Setelah foto2 dan beranjak mo pulang, baru kepikir dech, masih ada gak yaa angkotnya, soalnya dah malam dah jam 18.30. Tapi dengan akal2 bulus kita, kita pura2 jalan kaki dari pintu masuk kawah putih itu kebawah, sapa tau pas keluarga itu lewat, kita di beri tumpangan sampai bawah, khan lumayan tuch. He..he..gak tau diri yaa kita?dah bikin orang lama nunggu, masih berharap dapet tumpangan lagi (^_^).
Tapi ternyata akal bulus kita itu berhasil. Pas kita lagi jalan, mobil keluarga itu lewat dan akhirnya menawarkan tumpangan, cihuuuy! Pas kita ditanya mau kemana, ya kita bilang mo kebawah soalnya dah gak ada angkot lagi. Tapi ternyata akal bulus kita tidak berjalan semulus yang kita rencanakan. Karena kita bilang dah gak ada angkot lagi, naah pas di jalan ketemu angkot, kita langsung diturunin dan disuruh naek angkot aza, he..he..Ya sudlah, acara tumpang-menumpang harus berakhir sampai disini. Akhirnya ya kita ber say good bye en say thank you dech. Dan dengan berat hati masuk ke dalam angkot. Kita naek angkot sampai pasar, gak tau pasar apa yang jelas bukan pasar Ciwidey. Dari situ kita numpang mobil bak terbuka sampai ketemu angkot lagi. Trip kali ini beneran trip ala backpacker dech. Trus kita naek angkot L300 ampe Soreang. Trus nyambung lagi naek angkot dari Soreang ampe Leuwi panjang. Huuh akhirnya menemukan peradaban juga. Sempet beli sale pisang keju di Leuwi Panjang. Karena dah malem, dah gak ada Damri lagi ke Cibiru, so kita naek angkotnya nyambung2 lagi. Dari Leuwi Panjang ke samsat, dari samsat ke Cibiru. Sampai di Cibiru dah jam 21.30. Akhirnya kita maem nasi goreng dulu. Sampai di kontrakan Eka sekitar 22.30. Setelah beres2 dan bersih2, kita tidur jam 23.30. Perjalanan ala backpacker yang melelahkan namun tetap menyenangkan. Zzz…zzz..zzz…
Bandung-Cirebon, January 3rd, 2009
Hari itu, saya bangun jam 6.30, beres2 sarapan en sempet chit-chat sama keluarga Eka dan juga tetangganya dan temannya. Selesai sarapan, saya dan abang, segera meneruskan ke tujuan berikutnya : Cirebon. Berangkat dari kontrakan Eka sekitar jam 09.00. Nunggu bis sekitar ½ jam. Lalu naek bis langsung ke Cirebon. Lama perjalanan sekitar 4 jam dan bea bisnya Rp.35.000/orang. Kita naek bis Bhineka. Kita sempat istirahat di pool bis Bhineka en sempet beli tahu Sumedang. Enak euy!Jalan dari Bandung menuju Cirebon lewat jalur ini, memang lewat Sumedang, lewat kampus Unpad di Sumedang pula.
Sampai terminal Cirebon jam 13.30. Disana dijemput Uly. Uly bawa motor. Yaa akhirnya dengan terpaksa kita naek motor bertiga.
Tujuan pertama kita Keraton Kasepuhan Cirebon. Karena naek motor bertiga, so sesekali waktu, salah satu dari kita mesti turun, jalan, ya ditempat2 yang rawan ada polisi gitu dech en yang pasti turun ya si abang, he..he..Perjalanan dari terminal ke keraton sebenernya deket, tapi Uly terpaksa cari jalan memutar untuk menghindaripolisi. Sampai di Keraton Kasepuhan jam 14.00. Di sekitaran Keraton, kita sempet maem Empal Gentong. Empal Gentong ini makanan khas Cirebon. Makanan khas Cirebon lainnya ada Tahu Gejrot en udang Cirebon. Karena Cirebon ini merupakan kota pantai, kotanya itu dekat dengan pantai. Harga empal gentong Rp. 10.000. Rasanya?hm..lumayanlah. Tapi menurut Uly, Empal Gentong yang kita makan di situ itu gak begitu enak. Ya well, gpplah. Setidaknya cukup merasakan yang namanya Empal Gentong. Uly yang bayarin, he..he..
Masuk kasepuhan sebenernya bayar Rp. 3000/orang, itu dah termasuk pemandu yang menggunakan pakaian khas keraton. Tapi mungkin masih kepikiran akal bulus ala backpacker, kita malah nyelonong masuk aza. Trus di dalem kita sempet juga foto2. Di dalam keraton sedang ada yang nyuci keris keramat. Nah sama wong dalem keraton kita sempet dicurigain. Lah wong kita keliatan beda banget, keliatan kayak turis pendatang gitu dech dah gitu kita berkeliaran di dalam keraton tanpa pemandu. Padahal sebenernya setiap orang luar yang masuk mesti didampingi sama pemandu. Makanya kita sempet ditanyain tiket masuknya sama abdi dalem keraton disana. Tapi dengan ngeles ala backpacker, si abang seeh ngomong ngalor ngidul tipu2 dikit gitu ma abdi dalemnya, he..he..dan akhirnya gak bisa lama2 kita berkeliaran di areal keraton, segera cabutlah kita dari sana. Tadinya mo balik lagi aza ke pintu masuk en bayar tiket masuk coz saya pengen banget tahu lebih dalem tentang keraton kasepuhan Cirebon ini. Tapi berhubung tadi kita dah tipu2 dikit abdi dalem keratonnya yaa daripada ketauan akhirnya kita memutuskan keluar aza dari lingkungan keraton itu.
Dari keraton kasepuhan keraton, Uly yang kali ini berperan sebagai guide kita, mengajak saya dan abang untuk mengunjungi Goa Sunyaragi. Letaknya juga masih berdekatan dengan keraton kasepuhan. Kita sampai di Goa Sunyaragi jam 15.30. Kita di Goa Sunyaragi kurang lebih selama 1 jam. Berkeliling en foto2. Konon, Goa Sunyaragi dibangun dari batu karang dari laut. Di lingkungan gua itu, ada yang namanya batu perawan sunti. Sebenernya ada mitos, kalo perawan gak boleh megang batu itu karena katanya nantinya perawan itu gak bakal kawin2 ampe tua, karena seperti itulah legenda perawan Sunti, yang tetap perawan sampai masa tuanya. Nah berhubung tidak ada yang kasih tau sebelumnya, Uly pun tidak tahu, saya dengan pedenya (karena ketidak tahuan saya) justru memegang en foto2 di batu itu. Saya baru dikasih tau sama penduduk lokal pas saya naik ke puncak Goa Sunyaragi. Disana saya bertemu 2 orang penduduk lokal. Di puncaknya itu pun seperti penjara kayu dan saat saya mau melangkahkan kaki saya untuk masuk, penduduk itu bilang “baca Bismillah dulu sebelum masuk”, dan saya pun mengikuti apa yang di anjurkan. Yaa dimanapun kita berada, aturan dan kebiasaan lokal harus tetap dipatuhi. Dimana kita berada,disitu langit dijunjung. Nah dari penduduk lokal itu pula saya tahu tentang cerita batu perawan sunti itu. Dan saya juga bilang ke mereka klo saya dah sempat memegang bahkan berfoto di batu itu. Gak tau seeh. Duuh, walaupun kaget, namun saya tetap percaya sama Allah. Insya Allah, Allah telah menyiapkan jodoh bagi setiap manusia. Amin..
Lelah berkeliling dan berfoto di Gua Sunyaragi, kita beranjak ke rumah Uly di Sindang laut. Sindang Laut itu merupakan Cirebon pinggiran. Perjalanan kesana kurang lebih 1 jam dari Kota Cirebon. Sebenernya seeh planningku, hari itu mau langsung pulang ke Bekasi, tapi Uly tidak mengijinkan. Dia menghendaki kita menginap di rumahnya dulu. Ya sudlah. Di perjalanan ke rumah Uly, sekali lagi, mesti bongkar pasang penumpang motor. Si abang diturunin dulu di jalan, Uly mengantar saya sampai suatu tempat, menurunkan saya dan Uly menjemput Abang lagi dulu dst. Hi..hi..ribet seeh, tapi mau gmn lagi..
Setelah dengan penuh perjuangan, akhirnya sampailah kita dirumah Uly. Ini sudah kali ketiga saya datang ke rumah Uly. Tidak banyak yang berubah. Klopun saya disuruh ke rumah Uly sendiri, saya masih bisa koq menemukan jalannya. Tapi pastinya Uly en abang tentunya gak akan mengijinkan saya jalan sendiri. Sampai dirumah Uly jam 17.30. Istirahat, mandi, transfer foto dari kameranya Uly ke Flashdiskku sampai jam 18.30. Abis itu Uly ngajakin kita balik lagi ke Cirebon kota, mau ke Cirebon Super Mall. Uly mau beli komputer en Uly juga ngomporin aku untuk beli Flashdisk 2G Kingston seharga Rp. 70.000. Ya sudlah, jjl malem ke Cirebon kota. Uly beli CPU second made in Korea seharga Rp. 965.000 untuk keponakannya. Mumpung ada si Abang. Kebetulan abang faham computer. So harga segitu dah okay en ACC dari Abang, dia yang nawar en ngecek barangnya. Selesai belanja itu sekitar jam 20.30. Dan kembalilah kita ke rumah Uly lagi. Dalam perjalanan ke rumah Uly itu, Uly beli maem sate untuk dinner kita. Sampai dirumah Uly lagi jam 21.30. Dinner, beres2 en nonton TV dech sambil ngobrol ampe jam 23.00. Pas malem itu, si abang nelpon Mr. J, karena kebetulan Mr. J memang tinggal di Cirebon. Tapi pas di telepon ternyata katanya, Mr. J sekeluarga lagi ke Bandung, belum lama berangkat. Duuh, dasar gak jodoh. Saya baru dari Bandung ke Cirebon while Mr. J, dari Cirebon ke Bandung. Akhirnya dah mulai berasa so sleepy jam segitu so bobolah kita, zzz…zzzz….
Cirebon, 4 Januari 2009
Berhubung di rumah keluarga besar Uly, whyu bangun pagi jam 5. Itupun dah ramai di rumahnya. Dah pada bangun semua. Abis mandi, kita disuguhi sarapan lontong + tempe. Selesai sarapan, kita berangkat ke rumah temenku disana. Sudah lama gak kesana, sejak tahun 2006. Dari rumah Uly jam 6.45. Sengaja pagi2 coz rencananya hari itu kita mo balik ke Bekasi. Setelah sempat muter2 kesasar coz dah lupa jalan kesananya, akhirnya ketemu juga rumah temenku itu. Deket dari rumah Uly, di Karang Sembung. Terakhir saya kesana, pas nikahan temenku itu, saya kesana sama my ex, Mr. J. En sempet kesana lagi ma Mr. J en Uly juga. Cuma si Uly juga agak2 lupa. Tapi dengan tekad dan semangat kuat untuk bertemu temanku itu (halaah), akhirnya ketemu juga rumahnya. Sampai di rumah temenku jam 7.30. Tapi ternyata, temenku itu dah gak tinggal disitu lagi, dah tinggal di Jakarta. Jadi disana saya hanya bertemu ibu, bapak en neneknya aza. Setelah ngobrol2 sebentar en sempet nelpon temenku juga disana, jam 08.00 kita pamit pulang. Saya berencana mengunjungi temanku di Jakarta nantinya. Temenku itu temen SDku dulu. Dah lama gak ketemu dia, kangen, dia dah punya 2 anak sekarang, while me not yet married (^_*).
Balik kerumah Uly sampai jam 08.30. Disuguhi sarapan lagi. Tapi sarapan kali ini, sarapan pake nasi. Trus ngobrol2 sambil minum jus strawberry dari Ciwidey. Kita bawain Uly strawberry Ciwidey en sama Uly dibuatin jus en disuguhi lagi ke kita, duuh. Akhirnya jam 10.30 kita pamitan pulang ma Uly en keluarganya. Kebetulan Uly juga mau ke Purwakarta. Tapi dia en temennya naek motor. So me en abang memutuskan naek bis. Sebenernya bisa juga seeh naek kereta, tapi karena itu abis libur panjang en kemungkinan besar, keretanya dah penuh, so kita pilih naek bis. Ada setiap jam bisnya en bisa duduk. Uly mengantar kita sampai terminal Harja Mukti Cirebon. Kita sampai di Cirebon jam 11.30. Setelah kita dapet bis dengan harga yang ok (harga bis Patas AC Cirebon-Jakarta Rp.40.000/orang), Uly pun pamitan jalan duluan. So tinggallah saya dengan abang bersama penumpang bis lainnya. Bisnya gak langsung berangkat, so si abang masih sempet foto2 lagi di terminal, plus beli makanan en minuman buat di perjalanan. Bis mulai meluncur dari terminal Cirebon jam 12.00. Dan benar saja, diperjalanan kita sempat terjebak macet karena hari itu hari terakhir libur panjang. Waktu tempuh Cirebon-Jakarta via bus yang normalnya 3-4 jam molor jadi 6,5 jam!Kita sampai di Bekasi jam 18.30. Turun di Legenda Bekasi en cari makan malem dulu. Dari situ naek angkot ke tol timur. Di tol timur, saya pisah dengan abang. Abang naek bis 28 ke Blok M dan saya naek angkot kerumah. Alhamdulillah saya sampai di rumah jam 8 malem. Total cost perjalanan saya kali ini ke Bandung-Cirebon = Rp.412.000. Sedikit lebih mahal dari perjalanan ke Green Canyon. Bagaimanapun, liburan akhir tahun 2008-awal tahun 2009 ini begitu menyenangkan. Saya harap tahun 2009, akan penuh dengan cerita perjalanan saya.
C U in my next trip.
This story can be read also in :
http://wahyu-otree.blog.friendster.com/2009/05/bandung-tangkuban-perahukawah-putih-ciwidey-cirebon-keraton-kasepuhangoa-sunyaragi-journey-january-1st-%E2%80%93-4th-2009/
Pictures can be seen in here :
http://wahyuotree.multiply.com/photos/album/22/Tangkuban_Perahu_1_Januari_2009
or
http://www.friendster.com/photos/8359415/1/884594601
and here :
http://wahyuotree.multiply.com/photos/album/23/Kawah_Putih_Ciwidey_2_Januari_2009
or
http://www.friendster.com/photos/8359415/1/468234297
and here :
http://wahyuotree.multiply.com/photos/album/24/Cirebon_3_Januari_2009
or
http://www.friendster.com/photos/8359415/1/481122047
wp@02052009
Start: | May 8, '09 11:00p |
End: | May 10, '09 9:00p |
Location: | Ujung Genteng |
Haloooo JPers Semuanya…
Sudah lama nih kita ngga pelesiran bareng sejak terakhir waktu tahun baruan “JP FUN CAVING” ke Goa Jomblang, Jogjakarta.
Rasanya sudah kangen pengen kumpul-kumpul lagi dengan JPers dan kaki juga udah gatel mau diajak jalan-jalan dan mungkin otak juga udah beku mau liat pemandangan yang indah,
Kita jalan-jalan yuuukk.. tapi ngga ke gunung, sekali-kali kita main ke pantai coba petualangan baru.
Kali ini kami mau ajak JPers ke Ujung genteng, ada yang belum pernah ke sana? Nah besok lah saatnya kita jalan sama-sama.
Ada apa sih di ujung genteng??
Wah banyak banget..!! sepanjang jalan menuju lokasi kita disuguhkan pemandangan sukabumi yang menakjubkan melewati bentangan kebun teh dan bukit-bukit yang hijau, pantainya masik eksotis sekali, masih biru dan alami, ada banyak jenis pantai disini, mulai dari pantai yang aman ombaknya beriak-riak hingga kita bisa ber snorkling ria sampai dengan pantai yang ombaknya besar sekali dan kita pun di larang untuk berenang di sana.
Kita bisa menyusuri pantai yang panjang dengan pasir-pasir yang halus dan lembut sambil menyaksikan matahari terbenam dan malamnya kita bisa melihat langsung bagaimana proses penyu naik ke darat mencari lokasi utk bertelur hingga dia selesai bertelur dan kembali lagi ke lautan.
Menyaksikan kehidupan sehari-hari nelayan sekitar, dan tentunya yang tidak terlupakan adalah berendam di curug cikaso yang begitu indah & terkenal itu.
KAPAN SIH..??
Acara ini akan di adakan hari jumat, 8 Mei 2009
BERANGKATNYA..??
Berangkat dari Parkiran LBH UKI jam 23:00 WIB
BAYAR BERAPA..??
Biaya pendaftaran : Rp 310.000 sudah termasuk :
- Bis PP Jakarta - Ujung Genteng
- Makan 4 kali (lihat itinerary)
- Penginapan sederhana
- Permit ticket untuk masuk lokasi & tips guide di Penangkaran Penyu
- Masuk ke Lokasi Curug Cikaso
- Kaos kegiatan
Di luar biaya yang diatas ditanggung oleh peserta.
ITENERARY UJUNG GENTENG
HARI I
JUMAT, 8 MEI 2009
22.00 Kumpul di UKI
23.59 Berangkat menuju Ujung Genteng
HARI II
SABTU, 9 MEI 2009
08.00 Sampai di Ujung Genteng
Makan pagi, mandi, istirahat
09.00 – 16.00 Free time : berenang, snorkeling, susur pantai, hunting foto
16.00 Tracking Menuju Penangkaran penyu sambil hunting sunset
18.00 Sampai di penangkaran penyu. Sholat Maghrib, makan malam
20.00 – 23.00 Melihat penyu (shift), foto2, jalan2 di pantai menikmati suasana pantai di malam hari
23.00 Pulang ke penginapan
24.00 Istirahat
HARI III
MINGGU, 10 MEI 2009
05.00 Bangun, sholat , makan pagi
06.00 Berangkat menuju Curug Cikaso
08.00-12.00 Di lokasi curug Cikaso. Foto-foto, mandi di sungai, santai.
12.00 – 13.00 Sholat , makan siang
13.00 – 21.00 Perjalanan menuju Jakarta
21.00 Tiba di Jakarta
PERALATAN YANG HARUS DIBAWA ;
- Pakaian ganti untuk 3 hari
- Perlengkapan berenang/ snorkelling (untuk yang berminat)
- Senter / headlamp
- Sleeping bag, matras
- Lotion anti nyamuk
- Obat-obatan pribadi
- Snack (panitia hanya menyediakan makanan utama = 4 kali)
- Kamera
- Rain coat
- Disarankan memakai Sendal (bukan sepatu)
- Sun Glasses, sun block, topi
Peserta yang dianggap ikut adalah yang sudah membayar DP sebesar Rp.150.000 ke rekening :
1. BCA cabang Depok norek : 421 120 3069 atas nama Rida Indah Fariani
2. Mandiri cabang Yarsi norek : 120 000 455 3306 atas nama Rida Indah Fariani
Jika sudah bayar DP harap memberi konfirmasi pada :
1. Indah, HP : 0811.880925 atau 021.92299583 atau email ke indahtea@gmail.com
atau
2. One, HP : 0813.14582482, atau email ke lelembutlembahtengkorak@gmail.com
Pelunasan pembayaran paling lambat tanggal 2 Mei 2009.
Jika terjadi pembatalan, DP tidak bisa diambil kembali tetapi bisa dialihkan ke teman yang dapat menggantikan.
Ayoooo… cepat bergabung.., kami tunggu konfirmasinya..
Why i like this song?because the clip was take place in Pangandaran and it shown right after i went to Pangandaran
Masih Ada
by Ello
Hari-hariku lewati hanya sendiri tanpa kekasih
Tapi tetap ku nikmakti indahnya hari tanpa tambatan hati
Reff:
Aku ingin menjadi setitik awan kecil di langit
Bersama mentari
Walaupun kusendiri tapi aku masih ada
Masih ada cinta dihati
Kadang aku merindukan
Merindukan sentuhan
Sentuhan wanita
Ingin ku curahkan semua
Semua hasrat dijiwa
Yang t'lah lama ku pendam
Back to Reff:
Hari-hariku lewati hanya sendiri tanpa kekasih
Walaupun kusendiri tapi ku masih bisa bahagia
Akhirnya setelah terbengkalai selama 3 bulan, selesai juga tulisan ini. Thanks to temen2 seperjalanan : Robi, Rina, Rani, Fifin, Nina, Masda en Elisabeth; Hanin serta temen2 milis Indobackpacker (IBP) lainnya, pak Anang, kang Wawin serta semua pihak yang berkepentingan. Semua memberikan kesan tersendiri pada liburan kali ini.
“Look deep into nature then you will understand things better”
Kamis, 25 Desember 2008
Green Canyon, salah satu dari dream list ku, place that must be visited sejak beberapa waktu lalu, akhirnya bisa terealisasi juga. Satu per satu my dream list sudah bisa saya check list. Senangnya..
Melihat kalender akhir tahun di bulan Desember 2008, ada banyak sekali libur. Pikir punya pikir pengen meng-arrange liburan ke Green Canyon. Dari bulan November dah mulai sounding ngajak temen2 ke Green Canyon liburan Desember. Akhirnya saya tetapkan, klo acara ke Green Canyon tgl 25-28 Desember 2008. Tadinya banyak temen yang berminat mau ikut, tapi menjelang hari H, banyak yang membatalkan coz ada acara mendadak dan alasan2 lain.
Sampai 2 hari sebelum hari H, yang positif ikut baru 3 orang, waaah! Walopun tetep bertekad akan tetap berangkat apapun yang terjadi, Cuma mikir biayanya aza coz klo sedikit orang, biayanya akan membengkak dan sebaliknya, semakin banyak orang, biayanya bisa ditekan. Akhirnya, iseng2, coba lempar ke milis indobackpacker (IBP), kali aza ada orang yang nekat mo ikutan :-P. Eh ternyata ada, emelku ke milis IBP mendapat respon yang cukup baik. Ada beberapa aplikan yang tertarik utk join. Setelah melalui proses pertimbangan dll, akhirnya ada 3 orang dari IBP yang positif, dan yang 2 orang mengajak temannya lagi, jadi total tim green canyon kali ini ada 8 orang: 7 cwe, 1 cwo.
The team are: Wahyu_otree (IBP), Robi, Rina, Rani(IBP), Fifin(IBP), Masda, Elisabeth(IBP) en Nina. Wahyu ngajak Robi en Rina, Rani sendiri, Fifin bawa Masda, serta Elisabeth bawa Nina. Dan semuanya saya yang berhasil mengumpulkannya. (^_*)
Walaupun sempet mendapat beberapa peringatan, ada yang bilang musim hujanlah nti Green Canyonnya gak bagus, ombak lagi besar lah, takut tsunami lah etc. Tapi kita (tepatnya saya) tetap bertekad utk bisa berangkat. Klo masalah ajal mah, mo didarat, laut, udara, dikendaraan, dirumah, tempat tidur klo dah waktunya yaa gak bakal bisa dimundurkan dan sebaliknya klo belum waktunya walo gimana juga Insya Allah akan selamat. Yang penting niat baik, baca Bismillah, persiapan yang baik, berhati2 dan selanjutnya pasrah dech.
Rencana berangkat Kamis (25 dec, 4pm) en Minggu pagi tgl 28 dah sampe lagi di Bekasi. Pemberangkatan dan Meeting point memang di terminal Bekasi karena ada bis Budiman langsung Bekasi-Pangandaran, biayanya Cuma Rp. 55.000, non AC.
Janjian kumpul diterminal Bekasi jam 4 sore, di pos polisi terminal Bekasi, tempat teraman yang bisa dijadikan meeting point. Pertama yang muncul Fifin en Masda, belum pernah ketemuan sebelumnya, baru via chat, telp dan sms. Senangnya dapet kenalan baru. Robi juga dah nongkrong disana. Abis itu Rani dengan style casualnya. Selanjutnya muncul Rina. Rina itu temen SMAku, best friendku juga. Yang terakhir datang ada Elisabeth dan Nina, temen IBP juga. Satu sama lain belum ada yang saling kenal, Cuma Whyu, Robi en Rina aza yang dah kenal, yang lainnya ya baru copy darat saat itu juga. Lagi-lagi whyu berhasil mengumpulkan tim jjl yang baru dan yang belum saling kenal. Sebelumnya, wktu ke Rinjani, tim yang berhasil kukumpulkan juga belum saling kenal. Hm..whyu ada bakat bikin travel management neeh, ada yang mo order?(^_*)
Girls team without Robi on d bus before departure
Team without Rani on d bus before departure
Setelah menunggu beberapa waktu, dengan saling kenalan, rapat singkat sebelum keberangkatan di dalam bis, jajan gorengan, shalat maghrib akhirnya sekitar jam 18.30 WIB (Waktu Indonesia Bekasi), bis Budiman yang kami tumpangi meluncur dari terminal Bekasi diiringi gerimis hujan. Bis Budiman berangkat dari terminal Bekasi dalam keadaan penuh penumpang.
Sebenarnya saat kita berangkat itu adalah saat libur panjang,tapi kayaknya sepanjang perjalanan gak terlalu macet. Kita sempat istirahat di daerah Nagrek, sampai disana sekitar jam 21.30.
Jumat, 26 Desember 2008
Akhirnya setelah perjalanan sekitar 8 jam, kita pun sampai di Pangandaran jam 02.30 WIB bo’! Duuh, masih so early. Sampai disana kita dah disambut ma para tukang becak. Mereka selain menawarkan becaknya juga menawarkan jasa untuk mencarikan tempat menginap. Rencanaku semula, kita akan menginap di losmen mini 3, tapi ternyata harga penginapan disana melonjak jadi 3x lipat karena alasan liburan. Di Mini 3 semula Rp. 90.000/malam/kamar bisa buat bertiga + breakfast ternyata berubah menjadi Rp. 300.000/malam/kamar tanpa breakfast. Akhirnya sebelum berangkat, saya pun masih sempat searching tempat penginapan lain. Harganya Rp. 100.000/malam/kamar bisa buat berempat, dapat free extra bed tapi tanpa breakfast. Walau saya gak tau gimana kondisi tempat itu.Akhirnya setelah sempat bernego harga dengan para tukang becak, karena saya dapat info kalo harga per becak tuch Rp.10.000, tapi kebetulan karena kita sampai dini hari, dah gitu personil hampir sebagian besar cewe, Elisabeth mengeluh sakit pula, ada yang kelaperan waah riweh dech ma cewe2. Saya seeh sebenernya pengennya stay aza dulu diterminal ampe pagi karena kita pasti bisa melihat situasi dan keadaan dengan lebih jelas tapi mengingat banyaknya keluhan yaa akhirnya saya menelepon penginapan dan mereka setuju kami langsung datang walopun di pagi2 buta. Dan akhirnya naek becak dengan harga Rp. 50.000 utk 4 becak so harga per becaknya Rp. 12.500 katanya seeh Rp. 2500nya utk bayar masuk wilayah pangandarannya. Huuh, padahal ternyata pintu masuknya itu gak dijaga, dalam keadaan sepi dan penginapan kita itu ternyata gak jauh2 amat dari terminal! Ya sudlah. Sepanjang perjalanan itu tukang becaknya malah berusaha mengalihkan kita supaya tidak menginap ditempat kita itu karena letak penginapan kita itu ada di pantai timur katanya seeh pantai timur itu sepi lebih ramai di pantai baratnya. Mereka terus menawarkan untuk mengantar kita ke penginapan lain di pantai barat. Tapi karena tadi kita dah telpon ya kita datengi aza penginapan itu dulu. Abang becaknya juga bilang klo penginapan kita tuch sepi, serem dll lah. Ya saya serahkan keputusan pada tim. Akhirnya mereka mo liat dulu penginapannya.
Tampak depan penginapan pagi harinya dengan “penunggu”nya
Setelah sampai di penginapannya, emang bener seeh sepi, agak2 serem karena banyak pohonnya tapi cukup luas en banyak kamarnya. Setelah tim melihat kondisi kamarnya, mereka seeh ok-ok aza, mungkin karena dah lelah kali yaa, so mereka males klo mesti nyari2 penginapan lainnya, pasti akan membutuhkan waktu yang gak sedikit, padahal mereka mungkin dah pengen tidur lagi. Ya jadilah kita stay di penginapan itu. Kata pemilik penginapannya seeh sebenernya semua kamar itu dah dibooking tapi banyak yang baru mo datang esok harinya, so pas kita datang itu masih sedikit penghuninya disana. Kita memutuskan untuk sewa 2 kamar. Kamar 1 diisi Fifin, Masda, Elisabeth en Nina while the other room diisi by me and 3R : Rina, Rani en Robi. Robi tidur di extra bed yang emang dah disediain. Kita sepakat utk istirahat sebentar sampai menjelang sunrise sekitar jam 5 nanti. Kita pun terlelap tidur, zzz..zz..zzz
Jam 4.45 dah mulai terbangun karena alarm dan juga dorongan utk melihat sunrise yang begitu besar. Shalat dan bersih2, tanpa mandi seeh, masih pagi bo’! Akhirnya kita pun jalan menyusuri pantai, ternyata penginapan kita tuch deket banget ma pantai, jalan kaki kurang dari 5 menit kita dah sampai di tepi pantai timur pangandaran. Dari jauh debur ombak tuch dah kedengaran, cukup keras, kayaknya ombaknya besar dech, agak2 serem juga seeh klo dengen suara ombak yang keras gitu, nti tiba2 ada tsunami lagi, tapi Alhamdulillah semua baik2 aza. Pas sampai tepi pantai benar aza, ombaknya tuch gede banget.
Foto model tepi pantai
Sepertinya pantai timur pangandaran bukan area untuk berenang di pantai. Ternyata emang seperti itu kenyataannya. Jadi kita Cuma jalan2 aza di pantai melihat nelayan yang siap berlayar mencari ikan dan tentu saja tidak lupa untuk foto2. Karena cuacanya sepertinya tidak begitu mendukung, agak2 mendung gitu dech so sunrisenya gak begitu sempurna kita dapatkan.
Semakin siang banyak orang yang juga berjalan2 di tepi pantai. Setelah lelah jalan2 en foto2, kita pun memutuskan cari sarapan disekitar pantai. Akhirnya kita nemuin tukang jualan. Dia jual bubur ayam en ketupat eh tapi mirip ketoprak seeh. Harga ketopraknya Rp. 4000 per piring en lumayan enak lho!
Setelah sarapan, akhirnya kita balik ke penginapan untuk mandi dan beres2. Rencananya hari jumat ini kita mo ke Pantai Baru Karas, Pantai Batu Hiu, Green Canyon (GC) en Citumang kalo waktunya masih memungkinkan. Rencana ke GC siang, coz klo hari Jumat, GC baru buka jam 13.00. Kita mo jalan2 pake motor, sewa motor. Saya dah dapat kontak no hp pak Anang, tukang ojek yang sekaligus bisa jadi guide untuk mengantar kita jalan2. Thanks to Hanin, IBP. Tengkyu yaa jeng atas segala info tentang GCnya. Kapan2 kita ngetrip bareng yuk! (^_*)
Pak Anang datang ke penginapan sekitar jam 8 pagi. Dia juga agak mempertanyakan seeh kenapa kita menginap di penginapan itu. Kalo saja kita mo nunggu ampe subuh tadi, mungkin pak Anang mo antar kita ke penginapan yang lebih baik. Tapi ya sudlah, dah terlanjur. Next time dech or mungkin nti kawan2 yang punya plan utk ke pangandaran, im not recommended utk menginap di penginapan kita kemarin itu yaa..
Pak Anang di penginapan Cuma sebentar coz dia mesti cari motor lagi utk kita sewa. Karena kita ber-8, so kita sewa 4 motor. Itupun berarti ada yang 1 motor bertiga coz pak Anang khan ikut kita as a guide. Sewa ojek Rp. 50.000/hari + bensin Rp. 10.000. Motor 1 : Pak Anang, Rina en Rani. Motor 2 : Fifin en Masda. Motor 3 : Me en Nina. Motor 4 : Robi en Elisabeth.
Kita mulai perjalanan kita hari itu sekitar jam 09.15 WIB. Sama pak Anang kita di lewatkan melalui jembatan gantung sebelum ke pantai Batu Karas.
Di jembatan gantung
Coz saya bawa motor, harus melewati jembatan gantung yang terbuat dari bambu yang bergoyang2 gak stabil, pembatas jembatan yang lowong banget, sekitar 1 meter satu sama lainnya yang hanya menggunakan kawat tipis sempet membuat ngeper juga, parno takut jatuh bo’! tapi Alhamdulillah saya bisa selamat membawa motor sampai kesebrang. Pengalaman seru tuch! Di jembatan itu hanya boleh dilewati 2 motor dalam sekali waktu. Jadi mesti ngantri. Setelah semua motor berhasil disebrangkan dan diparkir, seperti biasa para narsiser sibuk foto2 dech. Ampe sempet mengganggu lalu lintas di jembatan itu, bahkan kita sempet diomelin ma salah satu pengendara motor yang lewat situ, he..he.., maklum bang anak kota yang baru turun ke desa, gitu dech kelakuannya he..he..Sebenernya lewat jembatan gantung itu free, tapi disebrang ada kotak sumbangan bagi para pelintas jembatan. Naah berhubung kita dah lewat jembatan itu + foto2 lagi so kita nyumbang dech.
Setelah puas foto2, kita meneruskan perjalanan ke Pantai Batu Karas. Sampai di Pantai Batu Karas sekitar jam 10.30 WIB. So, perjalanan dari pangandaran sampai pantai batu karas kurang lebih 1 jam perjalanan menggunakan motor. Kalo menurut saya seeh pantai batu karas gak begitu bagus. Hm..mungkin karena itu bukan tujuan utama kita kali yaa?
Pantai Batu Karas
Di pantai batu karas agak ramai, mungkin karena liburan, banyak juga yang berenang. Tapi kita gak ada yang berenang, mo berenang di GC aza, soale bawa baju gantinya juga terbatas. Akhirnya di Pantai Batu Karas kita Cuma jalan2, foto2, lunch en shalat. Sekitar jam 13.00 WIB, kita buru2 meneruskan perjalanan utama kita yaitu ke GC. Perjalanan dari pantai Batu Karas sampai GC Cuma sekitar 10 menit. Sampai di GC ternyata sudah ada banyak orang mengantri. Pas kita sampai disana kita sudah ada di antrian yang sekian ratus, padahal waktu itu baru antrian yang ke berapa puluh gitu. Mungkin orang2 itu dah ngantri en stand by di GC dah dari pagi kali yee. Mengingat waktu yang sepertinya tidak memungkinkan karena GC juga jam 4 sore sudah tutup, akhirnya rencana berubah. Ke GCnya diubah besok pagi2 sekali en sekarang kita meneruskan perjalanan ke Pantai Batu Hiu.
Dari GC kita berangkat sekitar jam 13.30 WIB dan dalam 30 menit kita dah tiba di Pantai Batu Hiu. Di pintu masuknya aza dah ada patung hiunya gede banget.
Pintu masuk Pantai Batu Hiu
Suasana di dalamnya keren banget. Batu Hiunya itu ada ditengah laut. Katanya seeh dulu batunya itu mirip Hiu, tapi karena terkikis ombak, akhirnya sekarang dah gak berbentuk hiu lagi, Cuma jadi terlihat seperti batu karang biasa di tengah laut.
Batu Hiu
Background Batu Hiu (Atas, ki-ka:Robi, Whyu, Rina, Rani, Fifin. Bawah, ki-ka:Masda, Nina, Elisabeth)
Kita di Batu Hiu sampai jam 15.30 WIB lalu kita meneruskan perjalanan ke Citumang. Kata Pak Anang seeh, Citumang tuch lebih alami. Dengan semangat 45, kita pun meneruskan perjalanan ke Citumang. Perjalanan dari Batu Hiu ke Citumang sekitar 30 menit juga. Bener kata Pak Anang masih alami. Motor harus diparkir jauh sebelum Citumang. Dari tempat parkir, kita mesti jalan kaki kurang lebih 15 menit, menyusuri jalan setapak en hutan. Di pintu masuk hutan ternyata ada penjaganya en kita mesti bayar tiket masuknya, hah?!katanya masih alami, koq ditarik tiket masuk yaa?wong di Pantai Batu Karas en Batu Hiu aza gak pake tiket masuk koq. Tadinya kita disuruh bayar sekitar 40ribuan utk ber-9, tapi trus karena kita cewe2, dikerahkanlah tuch jurus2 menawar. Akhirnya pak penjaga pun luluh, kita Cuma bayar Rp. 20.000 utk ber-9. Tapi kata pak Anang, biasanya gak bayar koq masuk Citumang. Mungkin itu ulah oknum aza karena pas liburan banyak yang datang kesana. Ya sudlah.
Jalan menuju Citumang
Goa dan Sungai Citumang
Sungai dan air terjung Citumang
Jadi, Citumang itu ada Goa dan Sungai. Aliran sungai Citumang itu berasal dari dalam Goa. Ada beberapa bagian yang dalam. Air terjunnya juga lumayan tinggi dan berbahaya. Namun di mulut goa, ada orang2 nekat yang mendaki ke tepian mulut goa dan terjun bebas ke sungai Citumang. Gile tuch orang!berani amat. Saya gak beran
i. Ngeliat aza dah ngeper. Masalahnya, gak ada pelampung maupun penyelamat disekitar situ. Jadi klo ada apa2 bisa berbahaya, mana akses keluar situ khan juga agak2 sulit. Anyway, dengan banyak pertimbangan, gak berani lah saya ikut terjun bebas. Tinggi mulut goanya aza sekitar 4 meter tuch. Yang berani loncat hanya turis2 lokal yang cowo yang nekat. Gak semua lho nekat. Saya dan teman2 hanya berend
am saja di sungai Citumang. Berenang pun hanya sedikit2. Gak jadi berenang di pantai en GC, berenang dech di Citumang. Puas2in dech jengg!
Kita di Citumang sampai jam 17.30 coz kalo dah gelap susah nti pulangnya karena harus lewat hutan. Yang berenang, berbasah2an harus jalan dulu ketempat parkir motor tadi untuk ganti baju karena disekitar Citumang gak ada tempat ganti baju
, kecuali klo mau ganti baju ditutupi pepohonan :-P. Or ada juga seeh kayak semacam toilet gitu di deket Citumang, tapi spooky gitu, serem ah, gak berani.
So, kita ganti baju di tempat parkir aza. Tempat parkirnya itu di rumah penduduk, ada toiletnya, Cuma 1 tapi, harus gantian en ada warungnya juga. So, sambil nunggu yang lagi ganti baju bisa sambil minum teh, kopi or pesen mie rebus/mie goreng. Setelah semua selesai ganti baju, bertolaklah kita kembali ke Pangandaran.
Sebelum ke penginapan, kita minta pak Anang utk dicarikan restoran seafood yang enak tapi murah(secara ala backpacker gitu lho, so carinya yang murah2 aza). Kata pak Anang seeh, klo tempat makan seafood di wilayah Pangandaran pastinya mahal so kita dibawa pak Anang ke restoran yang terletak di luar Pangandaran tapi gak begitu jauh dari Pangandaran. So dinner besarlah kita disana. Pesen ikan bakar, udang en kerang.
Dinner SeafoodSaung tempat dinner (Pak Anang yang lagi senderan di bambu)
Setelah selesai makan besar, kita kembali ke penginapan. Pas kita keluar dari penginapan, hujan turun dengan derasnya. Wah, klo malam ini hujan, besok pagi GC gmn yaa?dah agak khawatir aza, takutnya nti kondisi di GC lagi gak bagus. Tapi ya keep positive thinking aza dech. Sampai di penginapan sekitar jam 20.30 WIB. Sampe penginapan asyik liat2 foto hasil jepretan seharian tadi, beres2 (tanpa mandi), ngobrol2 etc. Akhirnya baru bisa tidur sekitar jam 22.30an. Prepare for tomorrow’s adventure on GC!
Sabtu, 27 Desember 2008
Pagi jam 5 sudah bangun, shalat, mandi, breakfast dan siap2. Breakfast pagi itu Cuma sempet makan pop mie aza. Hari ini kita berangkat jam 7 pagi karena GC buka jam 08.00 pagi dan perjalanan dari Pangandaran ke GC sekitar 1 jam. Setelah seharian kemarin berpetualang mengendarai motor, untuk pagi ini, pak Anang memberikan saran agar kita berangkat ke GC menggunakan angkot yang disewa. Harga sewanya gak jauh beda dengan klo kita sewa motor. Sewa angkot Rp. 200.000 itu sudah termasuk bensin dan kita bisa santai-santai didalamnya. Pak Anang tetap ikut menemani kita. Sampai di GC sekitar jam 08.00 pagi, sudah banyak orang yang mengantri. Rombongan kita terpisah menjadi 2 perahu. Kebetulan pas disana, ada 3 orang bapak2 yang mengajukan diri untuk menjadi anggota rombongan kita untuk sewa perahunya. So, per orang mereka bayar Rp. 15.000 ke kita. Ya lumayanlah. Jadilah mereka ikut tim kita. Perahu 1 yang berangkat terdiri atas cewe2 semua, ber-6. Sedangkan perahu kedua ada aku en Robi + 3 orang bapak2 tadi. 1 perahu itu bisa diisi sampai maksimal 5 orang sebenarnya dan bea sewa perahu Rp. 75.000 pp. Tapi bea sewa perahu itu belum termasuk biaya jika kita ingin berenang di dalam GC. Berdasarkan info yang saya dapat, biaya extended perahu itu Rp. 50.000, itu akan ditunggu tukang perahunya sampai maksimal 1 jam. Nah kebetulan, tukang perahu yang saya tumpangi itu agak menyebalkan dan mengesalkan, jago kalo dia berbacot ria. Dia minta biaya extended perahu itu Rp. 75.000, katanya seeh yaa utk menggantikan biaya antrian perahunya karena klo seadainya kita gak berenang khan, dia bisa kembali kedermaga dan mendapat pelanggan lain, sedangkan jika dia menunggu kita, dia bakal kehilangan waktu untuk mendapatkan pelanggan lain. Huuh, bisa2nya! Nah kebetulan, ternyata yang diperahuku itu yang semangat mo berenang Cuma aku aza, robi en 3 bapak2 itu gak mo berenang. Duuh, gue khan gak mo balik klo belum berenang di GC. Klo tau gini, tadi gue ikut ma rombongan yang satu dech. Ternyata di rombongan yang satu itu, juga lagi nego, tapi akhirnya mereka bersepakat untuk biaya extended Rp. 50.000. Akhirnya, saya berinisiatif untuk tukeran ma rombongan yang satu itu karena ternyata di rombongan itu ada juga yang gak mo berenang yaitu si Fifin, takut katanya. Setelah saya nego padanya, akhirnya dia mau juga tukeran en bersedia balik ke dermaga tanpa ikut berenang. Naah, tapi ternyata masalah tidak berhenti sampai disitu. Tukang perahu saya yang mengesalkan itu menolak penumpang perahunya ditukar. Mungkin dia merasa bahwa dia gak jadi dapet duit dari kita. Huh! Salahnya sendiri. Angkuh en sombong gitu. Saya sempet berantem en marah2 ma tukang perahu itu karena dia tetap bersikeras saya yang harus kembali ke dermaga. Dia merasa bahwa si Fifin itu bukan penumpangnya dan dengan berbagai macam alasan lainnya. Saya bilang aza ma tukang perahu itu, klo kita tuch 1 tim, 1 rombongan, jadi klo saling ditukar gak akan jadi masalah. Akhirnya tukang perahu itupun mengalah. Fifin yang tadinya takut karena dia juga kena semprot tukang perahu itu gara2 barter penumpang ini, akhirnya ikut juga balik kedermaga. Sedangkan saya, yang memang sudah bercita-cita untuk berenang di GC (halaah, cita2 koq kayak gitu seeh?:-P) akhirnya tetap bisa berenang bersama rombongan yang satunya. Pada akhirnya saya tahu, ternyata rombongan yang langsung pulang itu, sepanjang perjalanan pulang tetap diceramahi ma tukang perahu itu bahkan sampai di ancam mo di ceburin ke sungai, gila tuch tukang perahu, sulit dech rejekinya klo gitu.
Ternyata, di rombongan yang tinggal untuk berenang, me, Rina, Rani, Masda, Nina en Elisabeth yang berani memutuskan untuk berenang hanya ber-4 : me, Masda, Nina en Elisabeth. Rina gak jadi berenang karena dia takut kakinya kram. Rani gak berenang karena gak bisa berenang. Padahal kita berenang juga pake pelampung koq, tapi Rani tetap gak berani berenang. Aliran sungai saat itu memang agak deras, mungkin karena hujan semalam. Mulailah kami berenang, berpegangan pada seutas tali. Pada pemberhentian pertama, Masda memutuskan berhenti dan tidak meneruskan perjalanan. Pada pemberhentian kedua, ganti Nina yang memutuskan untuk berhenti. Sedangkan saya dan Elisabeth masih berkeras untuk meneruskan perjalanan, klo bisa sampai ujungnya GC. Kamera saya sudah saya tinggalkan di pemberhentian perahu di pintu GC. Elisabeth sampai bela2in bawa kameranya dibungkus plastik masuk ke dalam GC. Pelan2 kami : saya, Elisabeth dan beberapa pengunjung lain mulai menyusuri tepian GC. Karang2nya tajam, airnya deras. Energi terkuras karena kita berenang dan merambat melawan arus. Belum sampai ujung GC, perjalanan kita terhambat karena arusnya menjadi semakin deras dan kuat yang tidak memungkinkan kita untuk meneruskan perjalanan lebih jauh. Di titik pemberhentian terakhir itu, saya dan Elisabeth masih sempat mengabadikan diri pada kameranya Elisabeth, karena setelah itu saat perjalanan kembali, kamera Elisabeth rusak karena terendam air, plastik pembungkusnya tidak mampu membendung jumlah air yang masuk. Namun foto2nya masih bisa diselamatkan pada akhirnya.
Elisabeth en Me inside GC
Saat perjalanan berenang kembali ke tempat parkir perahu, saya dan Eli sudah bersepakat untuk melakukan terjun bebas dari batu loncat. Tinggi batu loncat itu sekitar 4 meter. Acara loncat bebas di GC ini juga merupakan cita2 saya ke GC. Pokoknya klo ke GC saya harus terjun bebas. Untuk naik ke batu loncat itu memang tidak mudah, licin dan sempit jalannya. Untungnya ada banyak orang yang membantu kami untuk naik. Pas mo naik ke batu loncat itu, Eli sempat ngeper, dia agak ragu2 untuk loncat, tapi saya yakinkan Eli bahwa perjalanan kita sudah sedemikian jauhnya, apapun resikonya, kita tetap harus loncat. Soalnya sedari tadi pas kita berangkat berenang kita lihat ada seorang wanita yang tetap berdiri di atas batu loncat itu, belum jadi loncat juga bahkan sampai kita balik ke batu loncat itu. Dan emang, setelah sampai diatas batu loncat, sempet deg2an juga seeh. Sudah ada beberapa orang disana yang mo loncat tapi belum loncat juga, mungkin sedang mengumpulkan keberanian untuk loncat. Tapi untungnya tukang perahu rombongan kita yang satu (masih muda) meyakinkan saya untuk loncat, menarik tangan saya, menunjuk 1 titik tolak tempat di pinggir batu sebagai titik loncat saya, karena jika kurang dari itu, saya pasti terbentur batu itu dan jika lebih, saya akan terpeleset dan mungkin dibawah akan membentur bebatuan. Duuh, ngeper gak seeh?! Tanpa pikir panjang (karena klo semakin dipikir, bisa tambah ngeper, nti malah gak jadi loncat), baca Bismillah dan terjun bebaslah saya. Saya berteriak bebas : AAAAAAAAAAAAAAAAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!Perasaan saya seeh, butuh beberapa detik sebelum saya akhirnya menyentuh air. Sampai di air pun, butuh beberapa detik juga untuk menyembul balik kepermukaan air. Pfffffiuuuuuh! Walo sempet air masuk ke kerongkongan, tapi saya lega, puas. Berani juga saya loncat. Nina dan Masda aza yang mengamati saya dari jauh tak pernah menyangka klo saya berani loncat dari batu loncat setinggi itu. Saya pun menepi, menunggu Eli. Orang yang loncat dibelakang saya bukan Eli. Eli kemana ya?apa dia gak jadi loncat?Setelah 2 orang dibelakang saya, baru saya lihat Eli meloncat dan teriak. He..he…Akhirnya loncat juga dia. Saya dan Eli pun bercerita seru tentang kenekatan kita itu. Ternyata, pas diatas itu dia sempet cari2 saya karena dia gak lihat klo saya langsung loncat. Mengetahui bahwa saya sudah loncat, dia pun akhirnya loncat. Waah, seru..seru! Rugi banget klo ke GC gak pake acara loncat indah. Exciting Experience! Sayangnya, pas kita loncat itu gak ada yang mengabadikan coz kameranya Eli dah mati.
Setelah berisitirahat sejenak, kita pun balik ke tempat parkir perahu. Berenang gak pake tenaga, cukup membaringkan badan dan kitapun sudah mengapung terbawa arus sungai.
Batu LoncatLorong GC
Lorong GC lagi
Inside GC
Parkir Perahu di GC
Sampai di tempat parkir perahu, kita pun melanjutkan untuk kembali ke dermaga GC. Perjalanan dari dermaga sampai ke GC sekitar 45 menit. Sampai di dermaga, ternyata sudah penuh orang mengantri, lebih penuh dari pas kita datang pagi tadi.
Dermaga GC
Green Canyon alias Cukang Taneuh
GC bukan akhir perjalanan kita hari ini. Setelah mandi dan ganti baju, kita pun meneruskan perjalanan. Tujuan selanjutnya adalah Cagar Alam Pangandaran. Meluncur dari GC sekitar jam 10.30. Di perjalanan kembali ke Pangandaran, kita lunch di restoran pinggir jalan. Selama lunch itu, kita ramai membicarakan pengalaman seru di GC tadi.
Selesai lunch, kita melanjutkan ke Pangandaran. Sampai di Cagar Alam sekitar jam 13.00. Baru datang di pintu cagar alam, sudah ada yang menawari untuk melakukan wisata bahari. Sebenarnya wisata bahari tidak termasuk dalam agenda perjalanan kita ini. Di Cagar Alam, semula kita hanya ingin mengunjungi goa-goa yang ada di Cagar Alam, karena katanya di Cagar Alam Pangandaran ini terdapat banyak gua.
Pintu masuk Cagar AlamUntuk masuk ke Cagar Alam, dikenai biaya Rp. 5.500 per orang. Untuk masuk ke goa-goanya, perlu ada guide yang katanya bayarnya Rp. 20.000 untuk semua goa. Ternyata setelah bernego dengan salah satu guide disana, biayanya itu Rp. 40.000 untuk mengunjungi 7 goa. Katanya seeh karena liburan jadi harganya naik, harga itu sudah merupakan harga kesepakatan paguyuban guide disana. Tapi si Nina tetap mo naik wisata perahu, yaa akhirnya mengalahlah kita. Rencana berubah. Kita berwisata bahari dulu menggunakan perahu sampai di pasir putih di dalam cagar alam, baru di pasir putih kita akan di jemput oleh guide untuk menyusuri goa. Biaya wisata bahari Rp. 80.000, 1 perahu utk 8 orang, sudah termasuk biaya masuk cagar alam dan mengunjungi 5 spot wisata bahari :
1. Batu layar 1, katanya seeh tempat syutingnya tutur tinular,
2. Terumbu karang/taman laut, dari permukaan air kita bisa melihat sekilas taman laut yang ada didasar laut, katanya seeh klo kita mau snorkling, kita bisa lihat taman lautnya lebih jelas.
3. Batu buaya, batu mirip buaya dan dekat tempat surfing
Batu Buaya4. Batu Layar 2, tingginya kurang lebih 30 meter, tapi penopang bagian bawahnya hanya 2,5 cm.
5. Pasir putih di pantai timur pangandaran. Spot terakhir wisata bahari
Pasir PutihSepanjang wisata bahari itu terdapat banyak tempat penghasil udang rebon
Perjalanan wisata bahari itu kurang lebih memakan waktu 1 jam. Sekitar jam 15.00 kita sudah sampai di pantai pasir putih dan disana, guide yang akan mengantarkan kita ke goa sudah menunggu. Dia membekali kita 3 buah senter untuk memasuki goa dan dia berpesan ke rombongan kita, jika nanti ditawari senter jangan dipegang, karena jika sudah dipegang maka kita harus membayar sewanya Rp. 5.000.
Nama guide kita itu Wawin. Guide yang baik.
1. Goa pertama yang kita kunjungi yaitu goa Rengganis. Goa Rengganis ini merupakan goa air. Kita gak bisa masuk kedalamnya tanpa berenang dan menyelam. Guide kita itu katanya pernah berenang masuk ke dalam Goa Rengganis. Kita hanya sampai di mulut goanya saja. Mitosnya jika kita cuci muka menggunakan air goa Rengganis, maka kita akan awet muda.
Mulut Goa Rengganis
2.Goa Miring. Disebut Goa Miring karena saat kita berjalan, kita gak bisa berjalan tegak tapi harus miring mengikuti kontur goa.
Goa Miring
3. Goa Parat. Panjang goa Parat kurang lebih 105 meter. Senter itu untuk digunakan di Goa ini. Di goa Parat terdapat makam Ahmad dan Muhammad, 2 bersaudara dari Mesir. Mereka dikabarkan hilang di dalam gua. Makam mereka dibangun pada tahun 1972. Di dalam goa ini terdapat batu Cikaracak. Batu ini semula batu utuh, namun karena selama bertahun-tahun tertetesi air gua, batu ini berubah bentuk menjadi seperti baskom.
Batu Cikaracak
Selain itu, terdapat juga Batu kelamin. Kenapa disebut batu kelamin karena batu ini bentuknya menyerupai kelamin pria dan wanita. Ada juga batu gong. Disebut batu gong karena apabila kita memukulnya maka akan keluar suara mirip suara gong.
4. Goa keempat adalah goa Sumur Mudal. Di goa ini kita gak bisa masuk. Menurut kang Wawin, Sumur Mudal merupakan sumur air mendidih.
5. Goa panggung. Disebut goa panggung karena bentuknya menyerupai sebuah panggung. Di goa panggung ini terdapat makam Mbah Jaga Lautan atau Kyai Pancing Benar karena mitosnya dia suka memancing. Khabarnya dia merupakan anak angkat dari Nyi Roro Kidul yang ditugaskan untuk menjaga laut bagian Pangandaran.
6. Goa lanang. Disebut goa lanang karena didalamnya terdapat patung anak laki-laki. Penemu goa ini adalah seorang Syech dari Cirebon. Panjang goa lanang ini juga hampir sama panjang dengan goa parat yaitu sekitar 105 meter. Untuk mencapai goa lanang ini, kita perlu mendaki.
Setelah memasuki goa lanang kita menuju ke goa terakhir yaitu goa Jepang. Namun sebelum ke goa Jepang, kita sempet ber flying fox ria dulu. Well, gak semua ikut flying fox seeh, Cuma me, Rina, Rani en Nina. Sekali berflying fox seharga Rp. 15.000.After Flying Fox
7. Goa Jepang. Goa Jepang ini tidak terlalu panjang. Didalam goa Jepang ini, terdapat ruang penyiksaan dan ruang tahanan. Ada hawa2 gak bagus di dalam ruang penyiksaan dan ruang tahanan itu, agak2 spooky gitu dech, so kita gak lama disana.
Dari penyusuran goa tersebut, kang Wawin lalu membawa kami ke pantai pasir putih di Pantai Barat Pengandaran. Klo awal mula petualangan wisata goa tadi di pantai pasir putih Pantai Timur Pangandaran, maka berakhir di pasir putih Pantai Barat Pangandaran. Setelah seperti biasa berfoto2 ria kami turun ke Pantai Barat Pangandaran. Sampai di Pantai Barat Pangandaran, kang Wawin juga menunjukkan tempat kami berbelanja oleh2. Ada banyak ikan asin atau biasa disebut jabal roti. Saya beli rumput laut. Akhirnya kami memberikan fee guide Rp. 50.000, soalnya kang Wawin sudah begitu sabar dan baik menemani kita yang super cerewet ini untuk jalan2 dan juga membantu mencari oleh2. Kang Wawin sempat memberikan no hpnya, so klo ada yang berminat untuk beriwisata goa bisa menghubungi saya untuk mendapatkan no hp kang Wawin. Kata kang Wawin, dia jadi guide kalo pas liburan aza, klo hari biasa, dia kembali menjadi pekerja biasa. Setelah berbelanja oleh2, kami dijemput Pak Anang lagi menggunakan angkot sampai ke terminal pangandaran. Oh ya, sejak pagi tadi, sejak keluar dari penginapan, kami semua sudah mem-packing barang2 kita, kita sekalian check out dari penginapan. Tetapi selama berwisata bahari dan wisata goa, tas2 kami titipkan sama pak Anang di terminal Pangandaran. So, usai berwisata hari ini, malamnya kami semua memang berencana langsung pulang. Sesampainya diterminal, sekali lagi pak Anang membantu kita. Kita masih pengen jalan2 di pantai barat untuk dinner for the last time di pangandaran, so tas kembali di titipkan di terminal. Rina pulang ke Bandung sendiri, bisnya datang jam 19.00 malam. Setelah Rina berangkat, baru kita cari dinner. Tapi kita terbagi 2. Nina, Elisabeth, Fifin en Masda jalan2 pake becak, sedangkan saya, Robi dan Rani dikasih pinjem motornya pak Anang, so kita naek motor ber-3. Saya masih pengen makan seafood, mumpung masih didaerah pantai. Tapi bener kata pak Anang, makan seafood didaerah pangandaran mahal. Kita bertiga makan udang tepung habis Rp. 75.000! Ya sudlah, itung2 memenuhi ngidam seafoodnya. Selesai dinner kita kembali ke terminal Pangandaran. Kami semua kecuali Rina kembali ke Bekasi. Bis Budiman ke Bekasi dari Pangandaran terakhir jam 21.00 malam. Pak Anang menanti kita sampai bis kita berangkat. Fee untuk pak Anang selama 2 hari itu, kita kasih Rp. 70.000 dan makan serta rokoknya kita yang tanggung. Sebenernya pak Anang seeh gak kasih harga, itu inisiatif kita aza. Menurut Hanin, temen IBP, dia sudah ke GC lebih dulu di awal Desember 2008, dia kasih pak Anang waktu itu Rp. 50.000 untuk 2 hari. Saya juga punya no hp pak Anang. Klo ada yang mo ke GC dan membutuhkan guide serta sewa motor, cari penginapan dll, bisa menghubungi pak Anang. Dia pasti dengan senang hati akan membantu. Dia orang yang baik. Bahkan setelah kembali dari Pangandaran, kita masih sering kontak. Dia sering memberi khabar klo dia sedang menemani tamu juga. Dia juga sempat bilang, klo rombongannya mba Wahyu sudah dia anggap seperti anak sendiri. Iyalah, wong cewe2 yang rame, heboh en cerewet tapi ngangeni, he..he..
Oh ya, di samping terminal Pangandaran ada masjid raya, kita sempet shalat maghrib en Isya di masjid itu. Masjidnya bagus dan toilet serta tempat wudhunya bagus dan bersih.
Akhirnya bis Budiman tujuan Bekasi meluncur dari terminal Pangandaran sekitar pukul 21.00, diiringi lambaian tangan pak Anang, gerimis hujan serta segudang kenangan indah tentang Pangandaran…
Minggu, 28 Desember 2008
Kami tiba di terminal Bekasi sekitar jam 05.30. Setelah shalat shubuh di terminal, kami semua pun berpisah. Kita janjian untuk ketemuan lagi di bulan Januari tahun depan, tahun 2009 untuk saling bertukar foto.
Trip liburan kali ini bersama teman-teman milis Indobackpacker sangat mengesankan. Kita berencana untuk trip bareng lagi someday. Mungkin dengan teman2 Indobackpacker lainnya. What a wonderful journey! C U all in the next trip
This story can be read also in this site :
http://wahyu-otree.blog.friendster.com/2009/03/green-canyon-pangandaran-journey/
The pictures can be seen in this spots :
http://wahyuotree.multiply.com/photos/album/21/Pangandaran_25-28_Dec_2008
or this one:
http://www.friendster.com/photos/8359415/1/321923251
wp@09032009
www.wahyuotree.multiply.com
NB. Yang perlu travel arrangement can contact me through wahyu_otree@yahoo.com