Saya mempunyai sahabat, sebut saja namanya Bunga. Kami sudah bersahabat sejak SMA. Bunga ini sangat tertarik dengan dunia teknologi. Sampai kemudian saat kuliahpun, Bunga mengambil jurusan IT (Information Technology / Teknologi Informasi) pada salah satu universitas ternama disini. Selesai kuliah, Bunga pun meniti karir di perusahaan teknologi terkemuka.
Kami masih suka bertemu sesekali waktu. Bisa dalam 1 atau 2 bulan sekali, ataupun sesempatnya Bunga. Kalau bertemu, Bunga paling antusias bercerita tentang pekerjaannya. Bunga sangat mencintai pekerjaannya.
Di sisi lain, beberapa tahun terakhir suami saya memiliki penyakit yang menjadikannya harus selalu rajin kontrol ke dokter. Keluarga kami memiliki dokter keluarga langganan. Dokter keluarga kami ini, sebut saja namanya Yasmin, sangat baik dan telaten. Tempat prakteknya selalu ramai pengunjung. Belum lagi praktek Dokter Yasmin di RS swasta terbaik di kota ini. Walaupun, banyak pasiennya, Dokter Yasmin selalu melayani dan memberikan waktu yang cukup untuk para pasiennya berkonsultasi dengannya. Ditambah lagi, di waktu luangnya, beliau juga aktif berkegiatan sosial. Dokter Yasmin senang sekali saat pertama kali ketemu saya, karena beliau tahu saya juga aktif sebagai pekerja sosial. Kami sering sambil ngobrol saat sesi kunjungan suami saya. Di luar jam kerjanya, kami juga sering diskusi bersama terkait kerja-kerja sosial yang kami lakukan.
Sejak pandemi covid-19 ini, saya belum berkesempatan bertemu Bunga. Kami hanya kontak melalui telepon dan WA. Begitupun dengan dokter Yasmin. Saya mengkhawatirkan jika suami saya harus ke tempat layanan kesehatan saat ini. Konsultasi dilakukan melalui telepon WA dan untuk obat-obatan yang diperlukan, bisa kami ambil melalui jasa ojek online.
Suatu waktu saat ngobrol dengan dokter Yasmin, beliau mengeluhkan kondisi saat ini. Beliau ingin tetap berbuat sesuatu untuk masyarakat. Namun karena sebelumnya beliau sangat sibuk beraktivitas, kemampuan teknologi dokter Yasmin sangat terbatas. Beliau lebih suka berinteraksi langsung dengan manusia dibandingkan dengan gawai. Dalam kondisi saat ini memaksa beliau untuk mau berdamai dengan teknologi. Beliau ingin sekali tetap berkegiatan sosial, dengan memanfaatkan teknologi.
Akhirnya saya mengenalkan dokter Yasmin dengan sahabat saya Bunga. Bunga pun tidak berkeberatan mengajari dokter Yasmin mengenai teknologi. Dokter Yasmin memilih menggunakan platform Siniar dan juga Youtube. Waah, betapa senangnya dokter Yasmin menemukan "mainan" barunya. Dengan saluran Siniar dan Youtube "Berbagi sehat ala dokter Yasmin", dokter Yasmin bisa menyiarkan informasi-informasi penting mengenai kesehatan, serta informasi yang benar terkait dengan covid-19. Iya, dokter Yasmin juga meluruskan informasi-informasi hoax terkait covid-19 ini.
Bunga sangat senang, ilmunya bermanfaat. Dokter Yasmin sangat senang ilmunya bermanfaat. Saya juga sangat senang menyambungkan titik disekitar kehidupan saya menjadi lebih bermanfaat. Begitulah caranya sahabatku akhirnya mengajari seorang dokter.
Bahkan sekelas dokter pun, masih berkeinginan dan dengan rendah hati mau belajar. Sahabatku memang keren.
Sebuah kolaborasi yang bermanfaat bagi semua.