Wastra Nusantara
Pakaian adat Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur
Beberapa wastra nusantara yang pernah saya kenal selain batik.
1. Ulos
Siapa yang tidak tahu dengan ulos?ulos merupakan kain tradisional suku Batak. Kebetulan suami saya orang Batak. Sebenarnya saya sudah pernah diceritakan mengenai kain ulos sama suami saya, tapi terkadang, saya suka tidak memperhatikan dengan penuh. Tidak cuma mengenai kain ulos seh, tapi banyak adat istiadat dan kebudayaan Batak lainnya 😀. Orang Jawa belajar Batak tuch gimana rasanya, he..he..
Pertama kali pakai ulos saat acara pernikahan anak Namboru suami saya. Saya agak lupa, waktu kami menikah, saya dikasih ulos atau tidak ya?😏. Saya tidak menyimpan karena kebetulan saya belum di "Batak"kan. Karena ada upacara tersendiri kalau saya mau menjadi bagian dari suku Batak. Dan kalau sudah melaksanakan upacara tersebut, saya akan mendapat nama Boru, sebagai nama belakang saya. Kalau menurut suami saya, masih belum perlu, lagian butuh biaya yang besar untuk membuat upacara itu. Saya juga masih nyaman saja dengan ke-Jawa-an saya 😀. Nah, saat pernikahan anak Namboru itu, saya dipakaikan Ulos. Ulos itu juga bukan sembarang ulos. Jadi kayak ada aturannya gitu, siapa berhak pakai ulos jenis apa. Saat ini ulos sudah menjadi simbol dan status strata sosial. Kalau dengan upacara pernikahan itu, juga berarti seberapa dekat hubungan kita dengan yang punya acara. Dekat dalam hal hubungan keluarga dan kerabat. Ibu mertua saya juga punya banyak ulos. Yang dipakai saat upacara pernikahan dan kematian. Mungkin mirip kalau di Jawa saling tukar "besek", di Batak jadinya saling tukar ulos.
Pembuatan kain ulos
(By Maula039 - Own work, CC BY-SA 4.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=88113661)
2. Kain tenun Lombok
Saya melihat penenun kain Lombok di desa Sade dan Sukarare. Dua-duanya tempat wisata di Lombok. Di desa Sade, selain bisa melihat orang lokal, yaitu suku sasak yang sedang menenun, kita juga bisa melihat kehidupan suku Sasak, seperti rumahnya, kerajinannya, keseniannya, dan juga orang-orangnya. Well, honestly, kalau saya, tidak terlalu suka ke desa Sade, karena merupakan salah satu destinasi wisata utama, jadi komersil banget 🙈. Anyway, kalau yang belum pernah ke sana, ya tidak apa-apa juga berkunjung. Kalau mau yang lebih orisinil, bisa ke desa Bayan. Waktu saya mau naik Gunung Rinjani, sempat lihat desa Bayan. Tapi karena saat itu fokusnya mau naik Rinjani, jadi tidak terlalu eksplore di sana. Balik lagi ke kain tenun Lombok. Kain tenun ini dibuat oleh wanita Lombok menggunakan alat tenun tradisional yang terbuat dari kayu. Katanya seh, wanita yang belum bisa menenun, tidak boleh menikah. Saya sempat mencoba menenun di sukarare, tapi cuma coba-coba doank, he..he.. dan memang tidak mudah. Pantas saja harga kainnya bisa mahal. Wong bikinnya saja butuh usaha koq. Untuk membuat 1 kain tenun bisa menghabiskan waktu 1 sampai 2 bulan, tergantung tingkat kerumitannya. Semakin lama waktu pengerjaan dan semakin rumit coraknya akan membuat harga kainnya semakin mahal.
Kain tenun Lombok
3. Kain tenun NTT
Satu lagi jenis wastra nusantara yang saya pernah tahu yaitu kain tenun NTT. Sebenarnya ada 3 jenis kain tenun dari NTT, yaitu tenun ikat, tenun buna dan tenun songket. Waktu saya berkunjung ke Kupang, ada teman yang hanya dengan melihat motif kainnya sudah tahu dari daerah mana kain itu berasal. Kain tenun NTT juga menjadi hits, saat perayaan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75 Agustus lalu, dimana Presiden Indonesia, Joko Widodo, menggunakan baju adat NTT.
Jokowi dengan pakaian adat NTT
Kebetulan di kantor, saya juga pegang proyek untuk 3 wilayah di NTT yaitu Kota Kupang, Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Selatan. Pertama kali di Kupang, biasanya ada sambutan dari orang setempat dimana saat penyambutan tersebut kita dikalungkan kain tenun NTT. Kita juga harus menerimanya, katanya itu merupakan simbol bahwa kita diterima sebagai bagian keluarga warga NTT.
Sambutan orang NTT
Semua wastra nusantara tersebut sangat bagus dan indah. Semua punya ciri khas masing-masing. Yang pasti bukanlah hal mudah untuk membuat 1 jenis kain tersebut, perlu usaha dan waktu. Maka, hargailah karya bangsa tersebut ya.
Kalau kamu, tahu dan punya wastra nusantara apa saja?
#writober
#writober 2020
#hari8
#wastra
#RBMIPJakarta
#IbuProfesionalJakarta
0 comments