Road to Life
Test pack
Anak pertama saya, Kay, lahir di tahun 2012. Selesai melahirkan saya langsung pasang KB IUD, biar sekalian sakitnya 😀. IUD yang dipasang itu sebenarnya tahan sampai 8 tahun. Namun di tahun 2016, saya sudah cabut IUD-nya karena memang berniat untuk punya anak lagi.
Tahun pertama sampai tahun kedua setelah melahirkan itu, saya masih agak trauma melahirkan, kebayang-bayang sakitnya itu lho yang ngga nahan, sampai saat itu saya kepikiran tidak ingin punya anak lagi . Setelahnya, sekitar tahun ketiga atau tahun keempat, Kay yang tidak mau punya adik. Setiap saya goda "Dek, di perut mama ini ada dede bayi lho!", Kay pasti marah dan pukul-pukul perut saya. Nah, di tahun kelima atau keenam, suami saya yang tidak ingin punya anak lagi, katanya "anaknya Superman itu cuma ada satu." 😆
Kemudian di tahun ketujuh atau kedelapan, karena sampai saat itu, saya tidak juga hamil, akhirnya kami semua berpasrah, sepertinya kita cukup bertiga saja di rumah, saya, suami dan Kay. Setelah berpasrah diri begini, setelah kurang lebih 5 tahun sejak lepas IUD, setelah berjarak hampir 9 tahun dengan anak pertama, ternyata kami justru dianugerahi anggota baru keluarga kami. Benar-benar rezeki yang tak terduga😍.
Kalau pada saat hamil Kay, saya baru sadar kalau saya hamil pada usia kandungan 3 bulan, kali ini, saya baru sadar kalau saya hamil saat usia kandungan 2 bulan. Yah, lumayan lebih cepat 1 bulan dari sebelumnya 😁.
Test pack pertama, saya mencoba menggunakan akurat pada 13 Januari 2021. Hasilnya positif. Namun, untuk lebih meyakinkan lagi, saya tes ulang menggunakan test pack yang lebih bagus dan lebih mahal yaitu sensitif beberapa hari sesudahnya dan hasilnya tetap sama, ada 2 garis jelas yang menunjukkan bahwa saya hamil. Surprise, kaget sekaligus bahagia rasanya.
Perjalanan 9 bulan kehamilan berjalan dengan baik. Walaupun terjadi justru di kondisi pandemi covid-19 yang sedang meningkat. Kami mengadakan selamatan 7 bulanan dengan terbatas, hanya dihadiri oleh keluarga, sedangkan tetangga yang lain cukup kami kirimkan berkat paket nasi kotak dengan berharap do'a baiknya.
Saat hamil kedua ini sedikit berbeda dengan yang pertama. Dulu yang pertama, saya sangat aktif. Bepergian ke luar kota berkali-kali, ikut kampanye, sampai masuk kantor naik turun tangga. Saat hamil kedua ini, kondisi sedang pandemi, hari-hari dilalui dengan stay at home, kantor juga WFH, jarang pergi kemana-mana dan lebih banyak rebahan. Jadi bawaannya ngantuk dan pengen tidur saja. Hamil ini juga sepertinya tidak ngidam macam-macam, hanya ingin makan makanan yang pedas-pedas. Kalau tidak ada yang pedas, rasanya tidak enak. Tidak mood makan yang manis-manis.
Walau ada beberapa drama seperti diawal berat badannya masih kurang, pas menjelang lahir juga hb-nya turun dan kurang dari standar minimal, tapi Alhamdulillah proses persalinannya bisa berjalan dengan lancar. Karena lahiran saat pandemi, maka harus dites swab PCR 2 minggu sebelum HPL. Oh ya, mengenai HPL ini juga ada perbedaan. Kalau dari perhitungan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir), HPL saya 13 Agustus 2021, namun saat USG 4D di dokter Obgyn, katanya HPL di 5 Agustus 2021, dan di second opinion dokter Obgyn lain dibilang HPL 2 Agustus 2021. Kalau HPL di dokter Obgyn saat USG 4D katanya perhitungannya berdasarkan umur janin. Lanjut lagi, setelah PCR, saya tidak boleh kemana-mana, harus stay at home, istilahnya harus isolasi di rumah. Alhamdulillah hasil PCR saya negatif. Saya PCR hari selasa, hasilnya keluar hari Jum'at, kemudian saya mulai kontraksi hari selasa depannya. Untungnya saat ke rumah bersalin, karena jarak hasil PCRnya kurang dari 10 hari, jadi saya tidak dites lagi saat masuk rumah bersalin. Kata bidannya, kalau sudah lebih dari 10 hari, saya harus tes lagi.
Awal tanda akan melahirkan berupa flek pada selasa, 3 Agustus 2021 sekitar jam 8 pagi. Kemudian pergi ke rumah bersalin jam 9 pagi, langsung dicek sudah dibukaan 2. Kemudian sempat stay di rumah bersalin sampai sore sekitar jam 3, tapi saat dicek masih bukaan 3. Akhirnya saya diminta untuk pulang terlebih dahulu agar saya tidak stress. Kondisi saat pulang kembali itu, kontraksinya sudah lumayan intens. Sekitar jam 11 malam, kontraksi sudah sangat intens, hampir tak tertahankan, kemudian kami (saya dan suami) kembali ke rumah bersalin lagi. Saat dicek sudah bukaan 6, tinggal menunggu beberapa waktu lagi. Kami kira, bayi kami akan lahir pada hari itu juga, tapi ternyata, bayi kami lahir pukul 00.15 WIB pada hari selanjutnya.
Alhamdulillahnya semua lancar. Proses kehamilan dan persalinan yang cukup beresiko, karena usia saya juga tidak muda, sudah masuk usia rentan, di saat kondisi pandemi covid-19 juga, tapi Alhamdulillah bisa melahirkan dengan normal pada 4 Agustus 2021 dengan kondisi ibu dan anak yang sehat wal 'afiat, tidak kurang suatu apapun. Anak kedua saya laki-laki, lahir dengan berat badan 2,8 kg dan panjang 48 cm.
Lengkap sudah kebahagiaan keluarga kami. Sudah ada anak perempuan dan anak laki-laki. Semoga anak-anak kami menjadi anak yang sholeh dan sholehah, berbakti kepada orangtua dan bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa, Aamiin...
#catatanwahyu
#ngeblogdarinol
0 comments